Nunukan, SIMP4TIK – Seleksi Tilawatil Quran dan Hadist (STQH) ke-I serta Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Mualaf ke-V tingkat Provinsi Kalimantan Utara tahun 2025 di Kabupaten Nunukan menghadirkan satu cabang lomba baru, yakni Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an dan Hadist (KTIH).
Cabang KTIH ini menjadi salah satu bentuk pengembangan lomba yang bertujuan melatih kemampuan literasi peserta dalam menggali nilai-nilai Qur’an dan Hadist dalam kehidupan sehari-hari. Untuk edisi perdana kali ini, tema yang diangkat adalah “Ketahanan Pangan dan Ketahanan Keluarga.”
Saat ditemui, Zulfa sebagai dewan hakim cabang KTIH mengatakan bahwa cabang KTIH ini masih baru dilaksanakan tahun ini begitu juga di nasional. Karena ini baru dilaksanakan jadi belum melihat hasil nyata dari para peserta. Namun dari juknis bisa membaca, masih sama dengan KTI Al-Quran, hanya saja lebih dominan hadist.
“Semua lima kabupaten kota yang ada di Provinsi Kalimantan Utara mengirim putra - putri terbaik meraka. Jumlah keseluruhan ada 10 orang terdiri dari 5 perempuan dan 5 laki-laki,” ujar Zulfa, Rabu (16/7/2025).
Pelaksanaan seleksi KTIH dijadwalkan berlangsung pada satu hari penuh, mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WITA. Peserta diwajibkan membawa laptop masing-masing, yang sebelum digunakan akan melalui proses sterilisasi untuk memastikan kejujuran dan menghindari potensi kecurangan. Setelah selesai menulis, file karya peserta langsung dikumpulkan kepada panitia untuk diverifikasi.
Adapun ketentuan penulisan karya ilmiah telah diatur secara jelas. Setiap karya harus memiliki panjang antara 10 hingga 15 halaman, diketik dengan font Times New Roman, ukuran huruf 12, spasi 1,5. Setiap peserta juga akan mendapatkan kesempatan selama 5 menit untuk melakukan pemaparan hasil tulisannya di hadapan dewan juri.
Berbeda dengan cabang-cabang lain yang menitikberatkan pada syiar atau metode dakwah keagamaan secara khusus, pada cabang KTIH ini tidak ada keharusan atau kekhususan metodologi untuk syiar agama. Penilaian lebih diarahkan pada kemampuan peserta menganalisis tema yang diberikan secara ilmiah, relevansi dengan nilai-nilai Qur’an dan Hadist, serta ketepatan penulisan sesuai format.
Diharapkan dengan hadirnya cabang KTIH ini, peserta dapat mengasah keterampilan menulis ilmiah yang kontekstual dan aplikatif, sekaligus mendorong generasi muda Muslim untuk berpikir kritis, kreatif, dan solutif dalam menghadapi isu-isu penting seperti ketahanan pangan dan ketahanan keluarga yang menjadi perhatian bersama.(*)
Teks/Foto : Hermi Mastura, S,I.Kom (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )
Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom