Nunukan, SIMP4TIK - Perjalanan panjang Kabupaten Nunukan tak bisa dilepaskan dari sosok-sosok yang sejak awal turut membangun fondasi pemerintahan daerah di perbatasan utara Kalimantan ini.
Salah satunya adalah Ir. Jabbar, M.Si, yang kini menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Daerah Kabupaten Nunukan.
Pria yang akan purna tugas pada 1 November 2025 ini masih ingat betul masa-masa awal berdirinya Kabupaten Nunukan pada 1999. Saat itu, semuanya serba terbatas.
“Dari 1999 itu belum ada apa-apa, kami masuk waktu itu di bagian sosial ekonomi, hanya tiga orang. Saya, Pak H. Hanafiah, dan Suar Sono. Siang malam kami bekerja, tak kenal waktu, karena pelayanan harus berjalan dan pemerintahan harus hadir di tengah masyarakat ,” kenangnya.
Bayangkan, kata Jabbar, ketika itu pemerintah daerah hanya memiliki dua mobil dinas, satu untuk Bupati dan satu untuk Sekda. Para pejabat awal bahkan harus tinggal di penginapan selama berbulan-bulan sebelum mendapat rumah dinas yang disewakan oleh pemerintah.
“Kami waktu itu di penginapan Sumber Mulia, ada juga yang di Hotel Arena, sekarang jadi Café Sayn. Pegawai hanya puluhan orang. Tapi semangatnya luar biasa," tambahnnya sembari tersenyum.
Setelah terbentuk secara resmi, perjalanan Kabupaten Nunukan terus bergulir. Jabbar masih ingat bagaimana Drs. H. Bestaman Arham menjadi penjabat Bupati pertama pada 1999 hingga 2001.
Lalu melalui pemilihan DPRD tahun 2001, terpilihlah pasangan H. Abdul Hafid Ahmad dan Kasmir Foret, sebagai Bupati dan Wakil Bupati pertama.
“Sejak saat itu mulai kelihatan perkembangan. Sarana pemerintahan dan infrastruktur jalan mulai dibangun. Kantor bupati, kantor DPRD, jalan dua jalur, rumah sakit, sampai stadion Sungai Bilang dan gedung olahraga dwi Kora,” tutur Jabbar dengan nada bangga.
Pembangunan demi pembangunan membuat wajah Nunukan berubah cepat, dari sebuah daerah pemekaran dengan fasilitas terbatas, menjadi kabupaten yang berkembang pesat di perbatasan negara.
Selama lebih dari dua dekade, Jabbar menyaksikan berbagai periode kepemimpinan berganti. Dari masa H. Basri, kemudian Hj. Asmin Laura Hafid, hingga yang terbaru H. Irwan Sabri yang memimpin sejak 2024.
“Hampir semua peristiwa penting di kabupaten ini saya ikuti. Dari awal pemekaran, pergantian pemimpin, sampai terbentuknya Provinsi Kalimantan Utara,” ungkapnya.
Tahun 2012 menjadi salah satu momen bersejarah yang tak bisa ia lupakan. Bersama rekan-rekan dari Komite Nasional Pembentukan Kalimantan Utara (KNP Kaltara), Jabbar turut memperjuangkan berdirinya provinsi baru ke DPR RI di Jakarta.
“Bukan hanya KNP, tapi banyak elemen masyarakat ikut bergabung. Tujuannya satu percepatan pembentukan provinsi Kalimantan Utara. Alhamdulillah tahun 2012 Kaltara resmi terbentuk. Itu kebanggaan tersendiri," tambahnya.
Lebih dari 30 tahun Jabbar mendedikasikan hidupnya untuk pemerintahan, mulai dari tenaga sukarela hingga menduduki jabatan penting di Nunukan, Ia mengaku sudah memahami betul karakter masyarakat di berbagai pelosok.
“Dari kota sampai ke desa sudah hampir saya pelajari, Saya paham sedikit tentang kehidupan sosial masyarakat kita,” ucapnya,
Kini, menjelang masa purnanya pada 1 November 2025, Jabbar menatap masa depan Nunukan dengan harapan besar. Ia percaya generasi penerus ASN akan melanjutkan semangat kerja keras yang dulu menjadi dasar berdirinya kabupaten ini.
“Yang penting tetap semangat melayani. Dulu kami hanya tiga orang, tapi bisa membangun dasar pemerintahan. Sekarang, dengan sumber daya yang lebih baik, harusnya Nunukan bisa jauh lebih maju.” tutupnya.
Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )
Editor : Asa Zumara, SS, M.IKom