NUNUKAN, SIMP4TIK – Anggota DPRD Nunukan Dapil III Kecamatan Sebatik monitoring realiasi LKPJ Bupati 2024. Kegiatan ini berlangsung, Selasa (15/4/25) di sejumlah tiitk infrastruk Kecamatan Sebatik Kabupaten Nunukan.

Melalui monitoring tersebut, sejumlah infrastruktur dan pelayanan public menjadi perhatian anggota dewan meliputi, akses jalan yang menghubungakn dua desa, infrastruktur Pendidikan dan pelayanan kesehatan di Kecamatan tersebut.

Anggota DPRD Nunukan, Andre Pratama mengatakan, infrastruktur, sarpras Pendidikan dan layanan kesehatan di kecamatan Sebatik perlu peningkatan.

ia mengapresiasi pemerintah daerah dalam merealisasikan usulan warga  terkait Pembangunan jalan di desa Bina Salam Kecamatan Sebatik Barat.

Menurutnya akses jalan tersebut menghubungkan desa binalawan ke desa liang buntu dan juga sebagai akses masyarakat menuju Pelabuhan fari Sebatik.

“ Kami mengapresiasi Pembangunan akses jalan ini karena membuka aktiftas ekonomi masyarakat, namun agar akses jalan ini bisa dimanfaatkan jangka Panjang, kami mengusulkan mengganti konstruksi jembatan bina salam yang usianya sudah 30 tahun,” kata Andre Pratama.

Dalam monitoring ini juga diikuti anggota dewan dapil III lainnya, H. Firman Latif, Ramsah, Andi Yakub, S.Kep, Ns dan Hj Nadia.

Usulan pembangunan Jembatan Bina Salam menjadi salah satu catatan penting bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Menurut anggota dewan, bentuk konstruksi jembatan sebaiknya menggunakan sistem tulangan baja agar lebih kokoh dan tahan lama dibandingkan dengan material kayu.

Penggunaan sistem tulangan baja pada konstruksi jembatan sangat diperlukan untuk mengantisipasi tingginya debit air sungai saat musim hujan tiba.

Debit air yang besar sering kali menyebabkan banjir serta membawa tumpukan sampah rumah tangga maupun limbah pohon kelapa sawit ke bawah jembatan.

“ Jika tidak diantisipasi dengan struktur kuat seperti baja, dikhawatirkan tumpukan sampah tersebut dapat merusak atau bahkan menghancurkan fondasi jembatan.” terang Andre.

Ia juga menyampaikan kekhawatiran terhadap kondisi Jembatan Bina Salam saat ini yang masih menggunakan material kayu.

“Kita khawatir jika jembatan kayu ini roboh karena termakan usia, makanya harus kita pikirkan sejak dini dengan melakukan renovasi atau membangun kembali dengan struktur baru,” ungkapnya.

Kondisi serupa juga terjadi pada Jembatan Jalan Pisang di Desa Tembaring, Kecamatan Sebatik Barat.

Jembatan berbahan dasar kayu ulin itu kini telah termakan usia sehingga kondisinya semakin memprihatinkan dan dikhawatirkan sewaktu-waktu bisa ambruk sendiri tanpa adanya tanda-tanda kerusakan sebelumnya.

Keberadaan kedua jembatan tersebut sangat vital bagi aktivitas transportasi masyarakat setempat, terutama para petani kelapa sawit dalam mengangkut hasil panen dari kebun menuju jalan raya utama.

“Usia kedua jembatan ini sama-sama sudah sangat tua dan kondisinya cukup memprihatinkan meskipun akses jalan di sekitarnya masih baik,” tutup Andre.***

Teks/Foto : Taufik, S.KSi, M.IKom (Tim Publikasi SEKRETARIAT DPRD )

Editor : Taufik, S.KSi, M.IKom