SIMP4TIK News - Produk Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) Kabupaten Nunukan saat ini sudah ada yang bisa di ekspor khususnya ke Malaysia. Hal ini dijelaskan Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan H Syamsul Daris SE di sela-sela Pembukaan Pelatihan Perkoperasian di ruang Pertemuan Lantai 4 Kantor Bupati Selasa (27/9).
Produk UMKM yang diekspor ke negara jiran Malaysia, menurut Syamsul, adalah produk makanan yang dari kue-kuean yang juga sangat digemari di negara tetangga. "Sudah ada pelaku UMKM yang mengeskpor atau memasarkan produknya di wilayah jiran, negara tetangga Malaysia, terutama produk makanan olahan yang di produksi di pulau Sebatik," ungkapnya.
Syamsul mengakui animo masyarakat Nunukan untuk berusaha di sektor UMKM sangat tinggi sehingga bisa meningkatkan ekonomi kerakyatan dan mendukung untuk ekspor. Data yang terhimpung pada Dinas Koperasi UKMPP ada 17.000 penggiat usaha yang bergerak di sektor UMKM namun sebagian masih belum mengikuti pembinaan yang dilakukan oleh Dinas. "Jadi dalam istilah kami ada UMKM yang formal dan ada yang informal," jelasnya.
Syamsul menjelaskan UMKM formal adalah UMKM yang sudah mengikuti pembinaan yang dilakukan Dinas sehingga produknya sudah lebih baik dan kualitas serta higienitasnya lebih terjamin. Sebaliknya, UMKM yang tergolong informal adalah yUMKM yang belum dilakukan pembinaan biasanya mereka berada di pinggir-pinggir jalan.
"Kami berharap UMKM yang masih informal ini segera melaporkan kegiatan usahanya ke Dinas untuk bisa mendapatkan pembinaan," harap Syamsul.
Syamsul menilai potensi usaha UMKM di Nunukan sangat terbuka lebar dan menjanjikan. "Sangat menjanjikan, dari sisi sumber daya alam bahan baku sdh ada tinggal diolah secara baik, diprosduksi dengan baik melalui pelatihan yang telah mereka jalani. Diharapkan dengan adanya pelatihan kelasnya akan naik, produknya akan bersaing dengan produk serupa dari daerah lain," jelasnya.
Permasalahan yang dihadapi pelaku UMKM menurut Syamsul ada tiga, yaitu permodalan, SDM dan Penguasaan teknologi. Dari segi permodalan pelaku UMKM modalnya memang kecil sehingga Pemerintah Daerah bisa mengintervensi melalui bantuan modal usaha.
"Pemerintah Kabupaten Nunukan melalui Dinas Koperasi UMKMPP telah memberikan bantuan usaha melalui Program Pemuliahn ekonomi nasional (PEN) bahkan pada anggaran perubahan ini ada 50 pelaku UMKM di Sebatik kita akan berikan bantuan," ungkapnya.
Selain permodalan pelaku UMKM juga berikan pelatihan untuk meningkatkan skill dalam menghasil produk olahan maupun kerajinan. Pelatihan diberikan kepada UMKM formal yang sudah terpantau aktiifitasnya dari Dinas. "Pelatihan ini untuk mendapatkan keterampilan dan skill pelatihan seperti tata boga agar produknya kualitas lebih terjamin dan tidak terkontaminasi biobakteri yang akan mengakibatkan orang keracunan terutama untuk produk makanan olahan," katanya.
Masalah ketiga menurut Syamsul adalah penguasaan teknologi baik teknologi alat pengolahan produk maupun teknologi informasi untuk pemasaran. "Rata-rata pelaku UMKM ini sudah berusia 50 tahun ke atas sehingga perlua danya regenerasi agar dapat menyesuaiakan dengan kondisi kekenian, termasuk diantaranya melakukan pemasaran melalui market palce e-commerce dengan menggunakan teknologi informasi," katanya.
Menyinggung soal belum optimalnya penggunaan Paras Perbatasan untuk mendukung UMKM, Syamsul mengakui masih perlu waktu yang cukup mengingat letak Paras Perbatasan masih dianggap jauh dari pusat-pusat keramaian. "Pelaku UMKM selalu mencari tempat-tempat yang ramai, yang banyak masyarakat berkumpul, banyak penduduknya, seperti yang di kota kota termasuk Nunukan, karena disitulah menyimpan potensi pasar atau pelanggan yang sangat potensial," katanya.
Kendati demikian, Syamsul yakin ke depan Paras Perbatasan akan menjadi pilihan bagi pelaku UMKM termasuk para pelanggan UMKM karena pertumbuhan penduduk serta perkembangan kota Nunukan juga sudah sangat leuar biasa. "Potensi Paras Perbatasan sangat besar, dengan terbangunnya infstruktur pendukung seperti jalan akan meningkatkan aktivitas masyarakat di sekitarnya yang akan berpengaruh untuk menghidupkan kegiatan di Paras," katanya. (*)
Teks/Foto : Ilham Waskitho, S.Tr. Anim (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )
Editor : Ilham Waskitho, S.Tr. Anim