SIMP4TIK News - Bertempat di ruang Atlas Medica, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Nunukan menggelar pembukaan rangkaian survei simulasi akreditasi ulang, Rabu pagi (1/11).

Kegiatan tersebut akan dilakukan selama 3 hari, mulai Senin, 1 hingga 3 November 2023 dengan menghadirkan Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) sebagai tim surveyor penilai.

Selaku Direktur RSUD Nunukan, dr. Dulman L. Sp.OG., M.Kes mengatakan bahwa kegiatan simulasi akreditasi ulang untuk menjadi penilaian akreditasi kedepannya.

"Sebelum akreditasi yang sesungguhnya, ya ini kita adakan simulasi dahulu dengan mengundang KARS dan dari penilaian sourcing ini yang akan menjadi rekomendasi apa yang harus dibenahi kedepannya, juga ini akan jadi penilaian bagi kami, apakah hasilnya nanti dengan tingkatan predikat standar paripurna, utama, madya atau dasar," ujar dokter spesialis kandungan tersebut.

Selanjutnya, dr. Dulman menyebutkan terdapat 15 kriteria objek penilaian akreditasi yang musti dilakukan oleh RSUD Nunukan baik dari dokumen hingga tahap implementasi.

"Untuk kriteria penilainnya ada beberapa yang harus dilaksanakan dan harus mendapatkan nilai yang penuh, diantaranya tata kelola, peningkatan mutu dan keselamatan pasien, pencegahan dan pengendalian infeksi, manajemen kualitas kesehatan, manajemen rekam medik, informasi kesehatan, kualifikasi dan pendidikan staff, akses dan kontinyunitas pelayanan, hak pasien dan keluarga pasien, pengkajian pasien, pelayanan asuhan pasien, pelayanan anestesi dan bedah, kefarmasian, komunikasi dan edukasi, sasaran keselamatan pasien dan program nasional," tutur Direktur RSUD Nunukan.

Lalu, dokter spesialis kandungan tersebut menyampaikan bahwa hasil rekomendasi simulasi akan menjadi dasar untuk melakukan survei terakhir  yang direncanakan pada bulan Desember 2023.

"Saat ini RSUD Nunukan menyandang predikat paripurna dan nanti hasil dari rekomendasi simulasi ini akan menentukan akreditasi di bulan 12 nantinya, kalau hasil rekomendasi itu tidak terlalu banyak yang dibenah dan hanya memerlukan waktu sebentar maka di bulan desember kita maju tetapi jika itu fatal sekali dan tidak bisa dibenahi hanya dalam waktu 1 bulan maka bisa kita tunda, agar pelaksanaan akreditasi bukan hanya mengejar sertifikat namun juga penilaian impelementasi sebenarnya dalam pelayanan di RSUD Nunukan untuk masyarakat," sambung dr. Dulman.

Hal yang sama juga disampaikan Ketua Tim Akreditasi RSUD Nunukan, dr. Sholeh, Sp.A., M.Kes mengungkapkan persiapan kegiatan simulasi akreditasi ulang serta mengundang KARS sebagai tim surveyor.

"Kegiatan ini kan untuk menilai apakah pelayanan sudah sesuai standar yang sudah ada dengan 2 objek utama yakni mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta sub bagiannya, persiapannya memang butuh proses karena harus ada pembuktian akreditasi mulai dari dasar hukum, SOP dan dibuktikan dengan dokumentasi, dan hari ini full mengkaji dokumentasi dulu, besok baru turun untuk ke tiap instalasi dan unit," ucapnya.

"Di 2019 kita memang disurvei oleh KARS, lalu kembali pada tahun ini kita memilih KARS lagi, alasannya dengan pertimbangan KARS adalah lembaga paling senior dan matang dalam segala penilaia nya, juga dengan kualifikasi pembimbingan KARS serta dari 6 lembaga independen akreditasi hanya KARS yang memiliki sistem dokumentasi akreditasi (Sidokat)," terang dr. Sholeh.

Adapun rangkaian kegiatan survei simulasi akreditasi ulang pada hari pertama dimulai dengan pembukaan, presentasi Direktur, konfirmasi dokumen seluruh unit, instalasi, bagian dari RSUD Nunukan.

Selain itu, di hari kedua dan ketiga akan dilakukan penelusuran pada instalasi dan ruangan semua unit di RSUD Nunukan bersama dengan 2 surveyor KARS, yang masing-masing melakukan penilaian manajemen dan medis atau keperawatan.

Teks/Foto : dr Sofyan Effendy, M.Kes (Tim Publikasi RSUD NUNUKAN )

Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom