SIMP4TIK News - Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisara (Disbudporapar) Kabupaten Nunukan segera rilis Senam Yameto jilid 2.

Kepala Bidang (Kabid) Pemuda dan Olahraga (Pora), Marlina Puspitasari mengatakan, saat ini Bidang Pora sedang mempersiapkan Senam Yameto Jilid 2.

"Yameto jilid 2 ini nanti akan lebih bersemangat musiknya lebih ke discorobic, untuk teknik gerak dasar tetap unsur budaya Lundayeh di dalamnya," ucap Marlina.

Menurut Marlina hal tersebut bertujuan untuk lebih memperkenalkan lagi senam Yameto, yang merupakan senam khas daerah.

“Kita ciptakan sendiri, senam kreasi daerah menggunakan lagu daerah dan gerakan senam mengadopsi dari gerak tari khas dayak Lundayeh,” ungkapnya.

Hal itu senada dengan himbauan Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid, agar senam Yameto dapat terus dilestarikan.

"Alhamdulillah di setiap sekolah dan instansi atau OPD kita sudah mewajibkan ini untuk menjadi senam setiap hari Jumat, atau pada saat ada even senam bersama maupun perlombaan Senam termasuk senam Lukiwol," ucap Bupati Laura, didepan sejumlah awak media, setelah menerima rekor MURI Dunia, di Paras Perbatasan, Jumat (20/10).

Sebelumnya Kabupaten Nunukan menerima penghargaan MURI Dunia untuk Peserta Senam Yameto terbanyak, yang diserahkan oleh Senior Costumer Relations Manager MURI, Andre Purwandono, Jumat (20/10).

Andre Purwandono, menjelaskan MURI memiliki sejumlah kriteria dalam menentukan suatu karya mendapatkan penghargaan atau rekor MURI, antara lain adalah karya superlatif.

Menurut Andre, Senam Yameto termasuk karya superlatif, yang merupakan karya orisinal, sehingga berhak dan layak MURI mengklaim  ini sebagai rekor MURI Dunia.

"Kami meyakini senam Yameto hanya ada di Nunukan ini dan tidak ada dibumi mana pun, Kami pada hari ini dengan bangga menganugerahkan Kabupaten Nunukan  sebagai rekor MURI Dunia," ujarnya.

Andre Purwandono, berpesan agar masyarakat di Kabupaten Nunukan dapat melestarikan budayanya, termasuk membantu melestarikan senam Yameto.

"Kami harap kabupaten Nunukan terus maju dan karena ini merupakan budaya kita, mari kita lestarikan bersama-sama. MURI berharap dapat membantu untuk melestarikan senam Yameto ini," ujarnya.

Kedepan apabila dilaksanakan lagi, mungkin dapat dikemas dengan lebih menarik menggunakan seragam atau pakaian adat yang kompak dan lebih semarak lagi.

 

 

 

Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )

Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom