Nunukan, SIMP4TIK - Sulitnya pencari kerja yang lulusan baru (fresh graduate) dari perguruan tinggi, tidak hanya karena faktor kurangnya lowongan pekerjaan yang tersedia, dibanding jumlah pencari kerja, faktor lainnya  adalah keterampilan dari pencari kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan pencari pekerja.

Perusahaan umumnya merekrut tenaga kerja yang sesuai kreteria atau kebutuhannya. Dari data BPS Nunukan di Kabupaten Nunukan angka pengangguran tahun 2023 adalah 2,69 persen, menurun dari tahun sebelumnya 2,74 persen.

Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Distransnaker) Kabupaten Nunukan, Masniadi, S. Hut, mengatakan persaingan antar pencari kerja terbilang ketat, karena pencari kerja yang belum ada pengalaman pekerjaan akan berkompetisi dengan yang memiliki pengalaman pekerjaan sebelumnya, dan mengincar lowongan yang sama.

Pencari kerja pemula ini minim keterampilan karena selama diperguruan tinggi kurang mendapatkan informasi untuk mengembangkan karir.

"Sehingga timbullah ide kami, untuk mempersiapkan mereka secara lebih baik untuk memasuki dunia kerja, dengan memberikan bekal untuk mengembangkan diri mereka, selain mengikuti pelatihan di BLK juga akan kita magangkan di perusahaan-perusahaan kita di Kabupaten Nunukan,"  terangnya, Selasa (19/3/2024).

Menurut Masniadi, kita magangkan pencari kerja yang baru lulus perguruan tinggi agar lebih mereka lebih siap dan terampil dalam berkompetisi mencari kerja, selain itu melalui magang mereka mendapatkan pengalaman pekerjaan dari tempatnya magang.

"Saat melamar pekerjaan persyaratan pada umumnya adalah yang sudah berpengalaman pekerjaan, sementara yang baru lulus kuliah kesulitan karena tidak memiliki pengalaman pekerjaan tadi," ujarnya.

Sehingga mengantisipasi keadaan tersebut dan untuk mengurangi jumlah pengangguran, maka peran pemerintah serta pemangku kepentingan/stakeholders lainnya dan juga perusahaan swasta untuk menyediakan sumber daya yang dapat mendukung pengembangan karir, khususnya melalui pemanfaatan teknologi di era digital saat ini.

"Kita akan coba bawa program ini, yang nanti konsepnya dimana kita akan magangkan anak-anak kita yang baru lulus kuliah dan ingin mencari pekerjaan, dengan pihak perusahaan selama 3 bulan, kita juga akan membuat MoU dimana yang magang diperusahaannya nanti, saat selesai masa magangnya, yang bersangkutan mendapatkan sertifikat magang dari perusahaan tersebut, yang bakal menjadi lampiran mereka pada saat mencari kerja selanjutnya," jelasnya.

"Namun, kalau pihak perusahaan tertarik dengan mempekerjakan mereka karena melihat hasil kerja mereka saat magang, itu sah saja. Harapannya pihak perusahaan yang menerima pekerja magang juga dapat memberikan upah sesuai standar pekerja magang. Namun, jika perusahaan berat, pemerintah daerah akan membiayai magangnya sesuai dengan kemampuan daerah," tutupnya.

Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )

Editor : Asa Zumara, SS