Kakek eliyas, begitu warga krayan banyak memanggil pria yang lahir pada tahun 1962 ini. Sosoknya tidak lepas dari seni dan budaya Dayak Lundayeh di dataran Krayan. Dedikasinya untuk melestarikan seni dan budaya sukunya sudah tidak perlu diragukan lagi. Bahkan kiprahnya telah diapresiasi di mancanegara.
Eliyas Yesaya, anak pedalaman dari dataran tinggi Krayan. Memulai pendidikan di kampung halamannya. Hingga menuntaskan pendidikan tingginya di Tarakan. Setiap gerak tubuhnya dicurahkan untuk menjaga dan melestarikan kesenian dan budaya di lingkungannya.
Terbaru yang unik dari dirinya, ketika pertandingan sepak bola antar kecamatan di Lapangan Yuvai Semaring, Long Bawan. Kakek eliyas mengangkat alat musik gendang tabuh khas dayak dan menabuhnya mengiringi pertandingan sepak bola bersamaan dengan suara riuh supporter dari masing-masing tim.
Itu hanya sebagian kecil caranya melestarikan budaya seni di lingkungannya. Ia pun mahir menari tarian adat tradisional dan juga dapat memainkan berbagai macam alat musik tradisional. Sudah banyak juga alat musik yang bisa ia mainkan, tak terhitung pula panggung yang telah ia pijak untuk memainkan alat musik sape’, flute, Telingut dan lain sebagainya.
Ia aktif membina kesenian dan budaya di lingkungan Dayak di Dataran tinggi Krayan. Bahkan, pria yang lahir di Terang Baru, Krayan ini beberapa kali membawa misi Budaya Dayak dan tampil di luar negeri seperti Italia, Spanyol dan Jepang. Bahkan, kakek eliyas mendapat penghargaan dari Lembaga Kesenian Perancis sebagai penemu "Keng", alat musik perkusi yang terbuat dari bambu.
Terbaru, dalam rangkaian acara Festival Olahraga Tradisional Krayan yang digelar oleh Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Nunukan, Eliyas Yesaya mendapat penghargaan dari Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid, SE., MM., Ph.D sebagai Tokoh Masyarakat/Penggiat Konservasi Budaya atas kepeduliannya terhadap konservasi dan konsistensi pelestarian tradisi suku Dayak Lundayeh di Wilayah Krayan. Piagam penghargaan ini diserahkan secara langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Nunukan Serfianus, S.IP., M.Si.
Hampir di setiap gelaran adat dan budaya Lundayeh, eliyas mudah untuk ditemui. Kemana-mana mengenakan atribut dayak. Menurutnya, seni budaya akan punah, jika tidak dicintai dan dilestarikan.
Teks/Foto : Ilham Waskitho, S.Tr. Anim (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )
Editor : Ilham Waskitho, S.Tr. Anim