SIMP4TIK News - Ketua Asosiasi Pengusaha Rumput Laut (APRL) Nunukan, Fery S.I.Kom menyarankan agar para petani rumput laut di Nunukan mengurangi produktifitas mereka. Sebab, tinggi jumlah produktifitas rumput laut di daerah ini menjadi salah satu sebab anjloknya harga rumput laut di Nunukan.

Pernyataan tersebut disampaikan Fery dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar DPRD Nunukan, Selasa (26/9) lalu terkait permintaan para petani di daerah ini yang mengeluhkan anjloknya harga rumput laut di Nunukan saat ini.

Dikatakan Fery, keberhasilan petani rumput laut di Nunukan meningkatkan produktifitas mereka membuat produksi rumput laut di Nunukan menjadi over load. Sedangkan para buyer di luar Nunukan untuk sementara ini membatasi jumlah pembelian mereka. Lantaran stok rumput laut mereka yang ada di gudang penyimpanan masih melimpah.

“Stok rumput laut yang mereka miliki, yang dibeli dengan harga yang tidak terlalu tinggi, masih belum terjual sehingga gudang dalam keadaan penuh,” terang Fery.

Itu sebabnya, jika masih ada buyer yang mau membeli tentunya disertai tekanan dengan harga yang sangat murah dan itu membuat para pengusaha pengepul di Nunukan menjadi rugi. 

Tapi lantaran menginginkan modal usaha tetap bisa berputar, lanjut Fery lagi, mereka terpaksa menjualnya walau harus mengalami kerugian hingga ratusan juta dalam setiap kali pengiriman.

Memberikan contoh terkait over load pengiriman rumput laut dari Nunukan, menurut Fery hingga akhir bulan Juni 2023 lalu, setiap pengiriman rumput laut ke Makassar yang berlansgug dalam waktu satu minggu sekali, hanya  sebanyak 22  ribu karung atau 1600 ton. 

Namun setelah memasuki bulan Juli, Agustus dan September 2023, terjadi peningkatan jumlah pengiriman barang yang sangat signifikan, mencapai lebih dari 30 ribu karung dalam setiap pengiriman per minggu.

“Hal tersebut membuat buyer menolak membeli karena kondisi gudang mereka yang masih penuh dengan stok barang lama yang belum kunjung terjual akibat menurunnya jumlah permintaan dari luar negeri,” kata Fery lagi.

Menurut Ketua APRL Nunukan ini, tidak banyak yang bisa dilakukan asosiasi yang dipimpinnya dalam melakukan intervensi agar buyer yang ada di luar daerah membeli rumput laut dari Nunukan dengan harga yang baik. Bahkan tergolong rendah dan membuat pengusaha pengepul dari Nunukan merugi.

“Kami (APRL) pernah mengintervensi akan tidak melakukan pengiriman rumput laut ke makassar selama dua minggu. Dengan harapan mereka mau menerima rumput laut yang kami kirim dengan harga yang baik,” lanjutnya.

Bukannya kalah gertak, lanjut Fery, buyer di Makassar malah mengatakan hingga selama lima bulan sekalipun Nunukan  tidak mengirimkan rumput laut, persediaan barang mereka masih sangat aman.

Karenanya, dalam RDP yang digelar di DPRD yang dipimpin oleh anggota DPRD Nunukan, Wilson dan dihadiri sejumlah instansi Pemerintah Daerah terkait, perwakilan petani rumput laut serta Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Bidang Perinakan dan kelautan, Kalimantan Utara, solusi yang ditawarkan agar harga pasaran rumput laut dari Nunukan dapat Kembali stabil adalah dengan mengurangi produktifitas. 

Bahkan, jika perlu pengurangan produktifitas rumput laut di Nunukan untuk sementara waktu, kata Fery, hingga mencapai 50 persen dari jumlah produksi yang sudah membludak saat ini.

Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )

Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom