Nunukan, SIMP4TIK - Dua hari terakhir kabut asap semakin tebal menyelimuti Nunukan, menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nunukan diduga dari kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kalimantan Utara, ini dilihat dari titik pantau adanya titik panas atau hotspot. Termasuk 2 titik di Kabupaten Nunukan dengan tingkat kepercayaan level sedang.
Daniel, Kabid informasi dan sistem, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan membenarkan adanya titik api, dan terpantau berada di wilayah Mansalong dan di Salam arah ke Malinau.
“Dari pantauan personil BPBD, titik api disebabkan pembukaan ladang oleh petani, di beberapa tempat, seperti di wilayah mansalong, bahkan ada yang di salam arah ke malinau. Ini dikarena bulan September para petani secara bersama-sama memanfaatkan waktu untuk membuka ladang untuk berkebun dan menanam padi," ujarnya.
Daniel juga menambahkan, bahwa dari hasil pantauan dan komunikasi ke masyarakat petani, alasan mereka membuka ladang di bulan September ini karena ada waktu dalam tiga hari terakhir tidak turun hujan.
“Dan terkait luasan lahan hasil pemantauan diperkirakan kurang dari 50 hektar, karena dikerjakan secara bersama-sama luasan terlihat cukup besar, namun sebenarnya terpisah di beberapa tempat," ungkap Daniel.
BPBD sendiri terus memantau agar jangan sampai masyarakat saat membakar hasil pembersihan ladang tidak menjadi bencana besar seperti kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) atau kebakaran liar. Dan juga juga telah memberikan himbauan untuk mencegah pembakaran lahan dan hutan serta kebun.
Terkait dengan kabut asap yang telah menyelimuti Nunukan, BPBD menghimbau dan mengharapkan agar warga membatasi aktivitas diluar rumah yang tidak terlalu mendesak mengingat kondisi kabut asap dapat mengganggu pernapasan terutama bagi warga yang memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan gangguan pernapasan.
“Dengan adanya kabut asap ini kami juga menghimbau tentunya masyarakat bisa menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, dan segera memeriksakan diri bila mengalami gejala gangguan pernapasan dan paru-paru," pungkasnya.
Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )
Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom