Nunukan, SIMP4TIK – Rosni (30) Kepala Desa (Kades) Samaenre Semaja, Kecamatan Sei Menggaris, mengatakan dalam menghadapi tantangan pemerintahan didesanya, selalu mengedepankan musyawarah.

Menurutnya, konflik yang sering terjadi didesanya terkait lahan dan tanah, sehingga hal tersebut diselesaikan setelah warga melalui proses musyawarah, selain dapat menumbuhkan rasa kebersamaan, menyatukan perbedaan pendapat, dan nilai keadilan pada hasil keputusan yang dibuat.

"Konflik di desa itu masih soal klaim tanah, status lahan yang tidak jelas. Konfliknya biasa antar warga dan perusahaan. Tapi Alhamdulillah permasalahan yang muncul bisa diselesaikan melalui musyawarah," terangnya Rosni, Jumat (21/06/2024).

Rosni, menyebut, pendapatan asli daerah (PAD) di Desa Samaenre Semaja hanya dari pengurusan surat-surat tanah.

“Untuk pendapatan desa Samaenre dari pengurusan surat-surat tanah,” ungkapnya.

Selain itu, Kades Perempuan yang sudah menjabat kurang lebih lima tahun di periode pertamanya  sebagai kades Samaenre Semaja, mengaku tidak ada kendala lain, begitupun dalam pengelolaan dana desa.

"Ini tahun kelima saya menjabat sebagai Kepala desa, sejauh ini pengelolaan dana desa, Alhamdulillah tak ada kendala," ucap, Rosni

Rosni juga merupakan satu diantara lima Kades perempuan yang menerima Surat Keputusan Perpanjangan Masa Jabatan pada Kamis (20/06/2024), menyebut dana desa yang dikelolanya sebesar Rp 1,1 milyar, dan penggunaan terbesar untuk operasional kantor desa.

"Penyerapan anggaran desa 90 persen itu diperuntukkan untuk operasional kantor desa, gaji aparatur desa, dan BPD (badan permusyawaratan desa), dan tahun ini juga ada renovasi kantor desa. Sedangkan 30 persen dana desa untuk gaji RT dan kader posyandu, guru ngaji, imam desa, guru paud," bebernya.

Rosni berharap pemerintah daerah dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya, yang berjumlah sekitar 1.000 jiwa, dengan sumber pencaharian warganya yang bekerja di perkebunan kelapa sawit, berkaitan infrastruktur jalan dan listrik, serta mengaktifkan pelayanan kapal fery.

"Kapal Fery Nunukan - Semaja itu belum terlalu aktif, akses jalan ke dermaga juga belum bagus, selain itu, meski ada dana yang masuk tapi peningkatan jalannya bertahap, selain itu listrik juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat desa," imbuhnya.

Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )

Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom