NUNUKAN, SIMP4TIK – Menaggapi aspirasi Nelayan tangkap di Kecamatan Sebatik, anggota DPRD Nunukan mendatangi kantor Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Sebatik pada Kamis (26/3/25).

Kehadiran anggota dewan di PSDKP Sebatik hendak mengkonfirmasi adanya dugaan Kapal Trol Tak Dikenal sedang beroperasi di perairan tersebut.

“ Kami menerima informasi Nelayan adanya Kapal Trol beroperasi di perairan Sebatik, ada video yang ditunjukkan Nelayan, namun pembuktian terkait itu kita tidak cukup video, apakah Kapal Trol itu dari Negara mana karna identitasnya belum diketahui,” kata Ketua Komisi I Dr. Andi Muliyono saat dikonfirmasi usai pertemuan dengan PSDKP Sebatik.

Dalam pertemuan itu, untuk membuktikan dugaan tersebut, Politisi Partai Gerindra ini mendorong PSDKP untuk lebih meningkatkan pengawasan melalui patroli dengan melengkapi personil dengan Sarana dan Prasarana ketika bertugas.

“ Ini kami sampaikan juga, ternyata kurang memadai dan sifatnya hanya didarat kurang beraktifitas dilaut, seharusnya PSDKP setiap waktu juga melakukan patrol kemudian dilaporkan ke pimpinan yang lebih tinggi ketika ada aktifitas illegal di perairan yang menjadi kawasan kewenangan PSDPK,” tambahnya.

Pertemuan ini dihadiri Ketua Komisi I, anggota Komsi I Hj, Nadia, Anggota Komisi II, Andi Yakub, S.Kep, Ns dan H. Firman Latif, serta Ketua Komisi III, Riyan Antoni.

Dari keterangan Ketua Komsi I, terkait penjelasan PDSKP pernah ada kapal yang diamankan dengan kejadian serupa, namun titik koordinatnya berada di wilayah yang bebas, atau disebut grey area, jaraknya sekira 200 meter.

"Saat itu ada ketegangan yang tidak diungkap ke permukaan antara kedua Negara terkait pengembalian tapal batas," kata Ketua Fraksi Gerindra ini.

Karena itu sarannya Pemerintah diharapkan untuk segera melakukan pertemuan antara Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Kelautan dan Perikanan untuk membahas isu ini.

"Hal ini penting agar nelayan tidak merasa khawatir ketika beraktifitas di perairan Sebatik," tegasnya.

Berdasarkan informasi dari Nelayan, kata Andi Muliyono, ada ketidaknyamanan akibat dugaan pencurian ikan oleh kapal dari negara tetangga, karena itulah perlu ada tindakan dari pemerintah untuk melindungi aktifitas mereka saat berada di perairan Sebatik.***

Teks/Foto : Taufik, S.KSi, M.IKom (Tim Publikasi SEKRETARIAT DPRD )

Editor : Taufik, S.KSi, M.IKom