SIMP4TIK News - Wakil Bupati Nunukan Hanafiah mengaku Kabupetan Nunukan memiliki data Stunting yang cukup tinggi di kalimantan Utara (Kaltara).

Oleh karena itu dalam rangka mengeliminasi kasus stunting di Kabupaten Nunukan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) tahun 2023 ini menargetkan 1000 anak lepas dari status stunting.

"Bupati bersama saya sebagai Wakil Bupati ingin mengantaskan persoalan stunting ini, kita sudah mempersiapkan peraturan Bupati dan peraturan pelaksanaannya  dilapangan, untuk menjadi petunjuk sebagai dasar dalam pelaksanaannya," ujarnya.

Lanjut Hanafiah, dalam mengentaskan Stunting ini melibatkan seluruh OPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Nunukan, termasuk Camat, Lurah maupun Kepala Desa.

Dan tidak menutup kemungkinan juga, kata Hanafiah terbuka bagi instansi vertikal lainnya yang ada di Kabupaten dan perusahaan yang beraktivitas di Nunukan kita berikan kesempatan untuk turut serta mengantaskan persoalan ini.

"Pada tahun 2024 kita berharap terjadi penurunan secara signifikan kasus stunting di Nunukan," ucapnya.

Teknisnya, setiap OPD akan menjadi bapa asuh dengan cara keroyokan bagi 1 anak stunting.

"Oprimis dengan OPD sebanyak 32, Camat ada 21, ditambah dengan jumlah Lurah dan Desa 240 Desa yang ada dikabupaten Nunukan, akan dapat menurunkan angka kasus stunting di Kabupaten Nunukan," ungkapnya.

Menurut Hanafiah  praktis dalam satu tahun ada 2 anak asuh yang akan di turunkan dari statusnya sebagai stunting, karena menjadi bapa asuh terhadap 1 orang anak hanya 6 bulan.

"Anak tersebut dievaluasi dan ternyata anak itu sudah keluar dari status stuntingnya maka beralih ke anak berikutnya untuk dilakukan hal yang sama," ujar Hanafiah.

Hanafiah menyebut, pementasan persoalan stunting  ini dilakukan melalui dua pendekatan yang pertama dari intervensi sepsifisik dan intervensi bersifat sensitif.

Pendekatan sepsifisik, lebih teknis yang berkaitan dengan pemberian makanan dan sebagainya sesuai standar kesehatan.

Sedangkan standar Sensitif ini berkaitan dengan lingkungan.

"mungkin saja rumahnya tidak layak huni, bisa saja sumber air minumnya tidak bersih," terang Hanafiah.

Artinya tidak murni persoalan kesehatan tetapi juga berkaitan dengan lingkungan dimana tempat dia tinggal.

Hanafiah beberkan target 2023 memberikan tritmen ini di 21 Desa yang akan kita garap dengan jumlah anak stunting kurang lebih 1100 orang anak.

"Mudah-mudahan nanti sampai di 2023, 1000 anak bisa kita selesaikan dengan melibatkan stcholder yang ingin berpartisipasi untuk menanggulangi kasus stunting  di Kabupaten Nunukan ini," harap Hanafiah.

Hanafian mengatakan Stunting ini selain memengaruhi tumbuh kembang anak dari sisi kesehatannya juga berdampak ke daya pikir anak.

Hal ini yang mungkin tidak diketahui oleh banyak orang tua, sehingga tidak memperhatikan pemberian asupan yang sehat bagi anaknya.

"Harus di sikapi, dan ditangani dikhawatirkan anak-anak memiliki IQ  tidak seperti yang kita harapkan,  akan menjadi bumerang bagi orang tua dan pemerintah," imbuh Hanafiah. (*)

Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )

Editor : Kaharuddin, SS