Nunukan, SIMP4TIK – Tidak hanya melalui pendidikan formal, untuk memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat, utamanya mengentaskan angka putus sekolah, Pendidikan non formal mulai dipandang sebagai solusi yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat perbatasan di Kabupaten Nunukan.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan, Akhmad, S. IP, M. Si., mengatakan hampir setiap tahunnya ratusan anak putus sekolah dan masyarakat umum telah difasilitasi melalui sekolah non formal dengan berbagai metode pembelajaran, dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan mereka guna meningkatkan kualitas hidup mereka.

Mengingat pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM), dan yang mempunyai dampak besar terhadap pembangunan dan pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial setiap individu, juga dianggap sebagai landasan pembangunan serta fondasi fundamental yang mampu meningkatkan martabat dan kualitas SDA.

“Pendidikan non formal di Kabupaten Nunukan, telah memberikan kesempatan dan telah memfasilitasi pendidikan bagi warga yang umumnya putus sekolah, jauh dari fasilitas sekolah SD, SMP, SMA, sementara masyarakat kita yang juga berada di luar usia sekolah, ini kalau tidak diberikan layanan melalui pendidikan formal salah satunya harus melalui pendidikan nonformal,” terang Akhmad, Selasa (09/07/2024).

Menurut Ahkmad melalui sekolah non formal ini sangat membantu masyarakat kita di perbatasan, apalagi ditempat yang tidak ada sekolahnya.

“Di Nunukan ada beberapa sekolah non formal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Program Kejar Si Toga, masyarakat kita yang jauh dan tidak terlayani melalui sekolah nonformal ini, sangat membantu sekali terutama untuk masyarakat kita yang berada di perbatasan Indonesia-Malaysia, kondisi mereka sangat memperihatinkan, karena disana memang tidak ada sekolahnya, satu-satunya melalui pendidikan nonformal kita bisa mengakses mereka agar terlayani pendidikannya,” ungkapnya.

Ahkmad menuturkan melalui Program kejar si toga, Disdik telah memfasilitasi ratusan orang untuk kesetaraan dan pendidikannya.

“Pertama dulu, launching di Lapas Nunukan, warga binaan mendapatkan pendidikan dan kesetaraan ijazah paket A, B, dan C, kemudian di Lumbis Atulai, dan sudah ada lebih dari 800 orang yang difasilitasi melalui sekolah nonformal di Kabupaten Nunukan,” imbuhnya.

 

 

Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )

Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom