SIMP4TIK NEWS – Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah yaitu kejadian berjangkitnya penyakit menular di masyarakat dalam waktu yang sangat cepat, jumlah penderitanya meningkat banyak dan luas wilayah yang terserang sangat luas.

Menurut WHO, Campak dikatakan KLB jika terdapat 5 kasus campak per 100.000 penduduk. Sedangkan di Indonesia kasus campak di katakan KLB ada berbagai kriteria salah satunya adalah  jika terdapat 2 kasus campak positif pada tersangka suspek campak yang ditandai dengan 2 spesimen IgM (Imunoglobulin M) positif. Seperti diketahui Ig M adalah antibody yang muncul sebagai tanda awal adanya infeksi pada tubuh.

Kecamatan Nunukan Selatan ditetapkan KLB Campak dan Rubella sejak 22 Februari 2023. Berdasarkan laporan dari petugas surveilans Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Hj. Sutriani, S.KM menyatakan bahwa telah dilakukan pemeriksaan terhadap 12 org suspek KLB campak kemudian sampel spesimen di kirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya.

"Dari kasus tersebut, hasilnya 2 kasus yang positif Campak dan 2 kasus yang positif Rubella yaitu di Kelurahan Tanjung Harapan dan 1 kasus Positif campak di  Kelurahan Nunukan Selatan", imbuhya.

Menindaklanjuti hal tersebut Dinkes P2KB mengadakan rapat dengan pihak Puskesmas Sedadap, Lintas Sektor dan Camat Nunukan Selatan beserta Lurah dan jajarannya untuk menyusun strategi segera sebagai respon cepat penanganan agar kasus campak dan rubella tidak menyebar secara luas.

Langkah awal yang di ambil oleh Dinkes P2KB adalah Penyelidikan Epidemiologi. Kemudian dilanjutkan dengan memperkuat herd immunity atau kekebalan komunitas melalui ORI (Outbreak Response Immunization) atau imunisasi. Kekebalan komunitas artinya adalah kekebalan yang diperoleh oleh kelompok yang rentan atau tidak imunisasi  karena dilindungi sebagian besar populasi yang telah diimunisasi. Dengan melakukan ORI maka dapat meningkatkan kekebalan masyarakat dengan mengurangi immunity gap sehingga diharapkan dapat memutus mata rantai penularan.

Sejak Rabu (1/3) tim gabungan Dinkes P2KB, Puskesmas  Sedadap, Kecamatan, Kelurahan, Babinsa dan Babinkamtibmas turun ke lapangan melakukan berbagai penanganan selain itu juga dilaksanakan penyuluhan dan edukasi terkait campak & rubella, pemberian vitamin A dan tetap berjalan penyelidikan epidemiologi untuk mencari  kasus tambahan, pengobatan simptomatis penderita yg tidak komplikasi.

Sampai dengan Kamis (9/3) telah dilakukan Imunisasi Campak  massal anak umur 9 bulan -  < 15 th dengan capaian Kelurahan Tanjung Harapan 64,3 %, Nunukan Selatan 5,5 %, Selisun 0%, Mansapa 30,9.%. Diharapkan pasrtisipasi seluruh masyarakat terutama orang tua untuk mendukung anak dilakukan imunisasi guna memutus rantai KLB Campak di Nunukan Selatan agar tidak menyebar luas dan menjadi wabah. 

Teks/Foto : Feri Styaningsih, S.KM (Tim Publikasi DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK & KELUARGA BERENCANA )

Editor : Ilham Waskitho, S.Tr. Anim