Sebatik, SIMP4TIK- Dinas Kesehatan P2KB melalui Bidang Promkes dan SIK melaksanakan pengimplementasian Rekam Medis Elektronik di Rumah Sakit Sebatik pada 5 sampai dengan 7 Maret 2025. Berdasarkan Permenkes nomor 24 tahun 2022 menyebutkan bahwa setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib menyelenggarakan Rekam Medis Elektronik termasuk Rumah Sakit.
Perkembangan teknologi digital dalam masyarakat mengakibatkan transformasi digitalisasi pelayanan kesehatan sehingga rekam medis perlu diselenggarakan secara elektronik dengan prinsip keamanan dan kerahasiaan data dan informasi.
Saat ini 18 puskesmas di Kabupaten Nunukan telah menggunakan RME yaitu Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi (SEHATI), sedangkan untuk Rumah Sakit Pratama, Dinkes P2KB memutuskan untuk menggunakan SIM RS GOS.
Beberapa kelebihan SIM RS GOS antara lain open source atau gratis, proses yang dilaksanakan didalamnya pasien oriented sehingga lebih mudah di pahami, SIM RS GOS juga sudah terkoneksi ke SATUSEHAT platform sesuai dengan Perpres Nomor 82 Tahun 2023 tentang Percepatan Transformasi Digital dan Keterpaduan Layanan Digital Nasional dan Surat Edaran Dirjen Yankes No Hk.02.02/D/7093/2023 Tentang Penyelenggaraan RME yang Terinteroperabilitas Satusehat, dan terakhir modul didalamnya sudah lengkap sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit.
SIM RS GOS dikembangkan sejak 2016 dengan nama awal SIMpel dan kemudian pada tahun 2018 beralih menjadi SIMRSGOS versi 2. Seiring kebutuhan terkait RME, pada tahun 2022 kontennya dikembangkan untuk memenuhi standar Keputusan Menteri Kesehatan dan untuk mengakomodir kebutuhan klinik namanya disesuaikan menjadi SIMGOS RS dan SIMGOS Klinik.
Dalam pengimplementasiannya Dinkes P2KB dibantu oleh narasumber pranata computer dari RSUD dr. H. Jusuf SK, Bp. Agus, S.Kom. Kegiatan dimulai pada Rabu, 5 Maret 2025 dimulai dengan pemasangan router mikrotik untuk server dan client guna menjaga keamanan data dan dilakukan instalasi dan setting IP untuk seluruh Personal Computer yang terdapat di RSP Sebatik. Selanjutnya Kamis, 6 Maret 2025 setiap tenaga dirumah sakit dibuatkan user dan diberikan penjelasan terkait tata cara mengisi aplikasi SIM RS GOS selain itu juga di berikan kesempatan untuk mencoba pada SIM RS GOS dummy untuk tenaga admisi/pendaftaran, tenaga kesehatan/pelayanan dan juga kefarmasian.
Meskipun dalam kondisi berpuasa antusias dan semangat dari rekan-rekan di RSP Sebatik untuk mempelajari SIM RS GOS tetap terjaga sehingga kegiatan pada hari kamis berjalan full hingga sore hari. Selanjutnya pada Jumat, 7 Maret dilaksanakan setting kode API SIM RS GOS agar terkoneksi ke SATUSEHAT.
Plt. Direktur RSP Sebatik, Abdul Rahim, S.K.M., M.PH berharap, semoga dengan RME SIM RS GOS ini memudahkan pelayanan ke pasien karena selama ini terkadang ada nomor Rekam Medis ganda sehingga diharapkan ini bisa diminimalisir dengan pengimplementasian RME dan kedepannya kita akan meninggalkan kertas- kertas, dengan peralihan ke teknologi digital akan memudahkan pekerjaan teman-teman dipelayanan dalam pencatatan dan pelaporan.
Berdasarkan wawancara dengan tim publikasi cara mengatasi permasalahan kepatuhan yang sering ditemukan dalam penggunaan sistem baru menurut Rahim adalah dengan memberikan pendampingan dan evaluasi setiap bulan agar kendala-kendala yang ditemui di lapangan segera ditangani dan sistem bisa berjalan.
"Saat ini kendala utama di RSP Sebatik masih kekurangan untuk perangkat personal computer sehingga setiap nakes masih ada sharing perangkat untuk menginput SIM RS GOS selain itu juga belum adanya tenaga IT di RSP Sebatik, diharapkan bantuan untuk tenaga IT sehingga jika terjadi kendala terkait sistem bisa segera diatasi dan pelayanan kesehatan bisa berjalan dengan lancar," kata Rahim.(*)
Teks/Foto : Feri Styaningsih, S.KM (Tim Publikasi DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK & KELUARGA BERENCANA )
Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom