SIMP4TIK NEWS- Menindaklanjuti surat undangan dari Kecamatan Tulin Onsoi tentang pengaktifan IGD Puskesmas Sanur, Plt. Kepala Dinkes P2Kb beserta jajarannya menghadiri undangan untuk memberikan penjelasan terkait kebijakan penonaktifan Rawat Inap di Puskesmas Sanur dan Pembeliangan.

Diskusi berlangsung di aula kantor Kecamatan Tulin Onsoi, Rabu (3/5) dan dihadiri oleh Plt. Kadinkes P2KB, Camat Tulin Onsoi, Kabid Kesmas Dinkes P2KB,  Babinsa,  Kapospol Tulin Onsoi, Perwakilan Puskesmas Sanur, Kepala Desa Sanur, Kepala Desa Semunad, Kepala Desa Sekikilan, Kepala Desa Kalunsayan, Kepala Desa Tinampak I dan Kepala Desa Naputi.

Penonaktifan Rawat inap di wilayah 3 dilakukan di Puskesmas Pembeliangan dan Puskesmas Sanur. Penonaktifan rawat inap Puskesmas Sanur menimbulkan keluhan masyarakat di Tulin Onsoi karena merasa jangkauan ke RS Pratama Sebuku cukup jauh yaitu di Desa Pembeliangan, akses jalan ke RSP Sebuku juga kurang bagus dan minimnya rumah makan/warung di sekitar RSP Sebuku yang menjadi kendala untuk keluarga pasien. Selain itu minimnya persediaan air bersih di RSP Pratama juga menjadi masalah. Sehingga masyarakat berharap agar rawat inap di Puskesmas Sanur yang sudah 2 bulan di non aktifkan agar di aktifkan kembali.

Menanggapi hal ini Plt. Kepala Dinas Kesehatan P2KB, Hj. Miskia, menyampaikan bahwa pengaktifan kembali rawat inap di Puskesmas Sanur di wilayah empat sudah tidak sesuai dengan regulasi lagi karena sudah terdapat RS Pratama yang memiliki sumber daya yang lebih lengkap baik dari segi sarana maupun Sumber Daya Manusia. Selain itu hal ini sejalan dengan transformasi kesehatan pilar pertama yaitu Transformasi Layanan Primer. Puskesmas sebagai FKTP fokusnya yaitu pengintegrasian layanan kesehatan primer sesuai siklus hidup manusia melalui upaya promotif dan preventif bersama-sama dengan Posyandu. Perlu di pahami juga oleh masyarakat bahwa rujukan dilakukan atas dasar indikasi medis dan diagnose oleh dokter atau tenaga medis.

Hj. Miskia menambahkan, “Untuk meningkatkan kelas RS Pratama Sebuku diperlukan kerjasama semua unsur agar wilayah empat memiliki RS yang layak dan semakin meningkat ke kelas atau type yang lebih tinggi. Kami terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat melalui transformasi kesehatan.”

Hasil dari diskusi diperoleh kesepakatan sebagai berikut persediaan air bersih akan dibantu difasilitasi untuk RSP Sebuku oleh Damkar. Disampaikan juga bahwa tahun ini akan akan ada anggaran untuk perbaikan jalan menuju RS Pratama Sebuku. Diusahakan dalam waktu dekat ada warung 24 jam sekitar RS Pratama Sebuku untuk memudahkan keluarga pasien memenuhi kebutuhan makannya. Camat, Kepala Desa dan Pihak Dinas Kesehatan P2KB menyepakati untuk rawat inap di alihkan ke RS Pratama Sebuku dan akan di lakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai peralihan tersebut beserta dengan keputusan-keputusan lain dalam rapat tersebut.

Teks/Foto : Feri Styaningsih, S.KM (Tim Publikasi DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK & KELUARGA BERENCANA )

Editor : Asa Zumara, SS