Nunukan, SIMP4TIK - Meski kini masuk musim penghujan, Direktur Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Taka Kabupaten  Nunukan, Masdi, mengaku masih memberlakukan sistem zonasi.

Zonasi tersebut hanya untuk pelanggan yang sumber airnya dari embung bolong, sedangkan pelanggan di embung bilal normal.

"Untuk pelanggan embung bilal normal, sementara pelanggan embung bilal, untuk mengalirkan air bersih dengan jadwal secara bergilir," jelas Masdi, Selasa (23/1/2024).

Menurut Masdi, ketersediaan air di embung tergantung hujan, meskipun beberapa hari belakangan nunukan diguyur hujan, namun tingkat curah hujannya masih rendah.

"Embung bolong dengan debet 1 liter, dapat melayani 88 pelanggan sampai dengan seratus pelanggan. Kalau debetnya 35 liter maka yang terlayani 3500 pelanggan, sehingga kita menggunakan sistem zonasi," terangnya.

Masdi beberkan pemakaian per jiwa rata-rata 120 Liter per hari (mandi, cuci, dan kakus) itu kondisi air normal, berbeda kondisi sekarang dimana untuk suplai air menunggu, tersisi dulu lalu kemudian kembali didistribusikan.

Misalnya lokasi tinggal pelanggan ada 5000 sementara persediaan air cukup hanya untuk 1000 pelanggan sehingga pelayanan berikutnya pun menunggu ketersediaan air, hal itu bisa memakan waktu berhari-hari untuk mengisi pipa, baru kemudian dilanjutkan normal pemakaian pelanggan.

"Untuk beralih dari zonasi satu ke zonasi berikutnya, tidak sama seperti lampu begitu di ketek langsung menyala, jadi bila beralih zonasi pipanya dulu yang dialiri baru masuk ke rumah-rumah pelanggan, embung bolong tampungannya besar dan jumlah pelanggannya juga banyak, embung bilal meski kecil, pelanggannya juga banyak, tapi curah hujannya banyak," imbuhnya.

 

Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )

Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom