Mataram, SIMP4TIK - Dua hari bergelut dengan materi rapat Koordinasi Penerapan Aplikasi Srikandi, hari ketiga Kamis (5/09/2024) para peserta mengikuti city tour seputar kota Mataram dan berkunjung ke Sirkuit Mandalika serta Pantai Kuta Lombok.
Ada 18 bus setiap bus memuat 40 orang yang disediakan panitia yang akan mengantarkan peserta ke setiap tempat wisata, baik wisata belanja, wisata religi, maupun ke fasilitas olah raga dan pemandangan alam.
Peserta dari Nunukan tinggal saya sendiri, karena pada hari yang sama Plt Kadis Perpustakaan Hj Erlina ST MAP dan Kabid Arsip Maryani ST MAP, Kasubbag Umum dan Kepegawaian Bappeda dan Litbang Nurlaela SP dan seorang staf memilih untuk kembali.
City tour diawali dengan berkunjung ke tempat pembelian oleh oleh khas Lombok. Toko permata mutiara jadi sasaran awal, disini peserta dipersilahkan untuk melihat perhiasan mutiara asli dan bila berkenaan bisa menebusnya.Soal harga jangan tanya lagi, kualitas menentukan harga bung.
Dari toko permata selanjutnya menuju ke pusat oleh-oleh souvenir, baju kaos, kain-kain khas Lombok dan sejumlah souvenir lainnya. Menuju ke toko ini melewati jalan-jalan kota yang ramai, bersih dengan pemandangan kota yang mengundang decak kagum, bersih dan hijau.
Disini para peserta berusaha mengelaborasi isi kantong, untuk.menyesuaikan dengan barang-barang yang akan dibeli. Pokoknya dengan layanan yang menyenangkan, koleksi yang lengkap, suasana ruangan segar, memancing kita untuk berbelanja.
Matahari beranjak siang, tidak lama akan memasuki waktu dhuhur. Para peserta menuju ke Islamic Center yang berada di pusat Kota. Gedung Masjid Islamic Center ini dibangun megah, dua lantai, arsitekturnya tiru masjid Nabawi.
Terdiri atas dua pintu di timur, dilengkapi dua ekskalator, untuk pria dan wanita. Sholat di lantai 2, lantai 1 berfungsi sebagai kantor dan Aula untuk berbagai even.
Selanjutnya perjalanan menuju ke arah selatan menuju ke Sirkuit Mandalika. Pemandangan kiri kanan menunjukkan pengolahan pertanian Gogo Rancah.
Sawah selain ditanami padi juga dapat ditanami komoditas lain secara bergantian. Ada kacang tanah, kacang kedelai bahkan di bagian selatan dan timur pulau Lombok ditanami tembakau.
"Kita mensupport tembakau untuk pabrik rokok di Jawa timur," ujar Akhyar pemandu wisata yang menemani kami sepanjang acara tour.
Setelah makan siang perjalan dilanjutkan menuju lokasi penenunan kain songket kain khas Lombok. Setelah sekitar 45 menit akhirnya kami tiba di lokasi, di Lombok Tengah. Didepan stand penjualan, terdapat empat perempuan baik yang masih gadis maupun yang sudah berkeluarga sedang menunjukkan contoh cara menenun kain songket.
Kita bisa berinteraksi dengan mereka, bertanya, bahkan diberi kesempatan untuk mencoba alat tenun bila berminat. Harga kain songket dan selendang di tempat ini lebih terjangkau bila membeli di toko.
Dari sini peserta menuju perkampungan tradisional suku Sasak Desa Wisata Sasak Ende. Letaknya masih di Lombok Tengah. Perkampungan suku Sasak ini memiliki kekhasan sendiri. Atap dari ilalang yang disusun tebal, penopang dari kayu sedang lantai dari campuran kotoran kerbau atau sapi dicampur tanah.
Disini kami juga menyaksikan atraksi bela diri adu tongkat. Menurut tour guide, atraksi ini sebagai simbol pelepasan amarah atau dendam yang masih bersarang di dalam raga.
Matahari makin turun pertanda waktu makin sore. Perjalanan selanjutnya menuju Sirkuit Mandalika, rencananya peserta akan foto-foto di depan pintu masuk sirkuit.
Sayang seribu sayang, waktu sunset akan segera tiba. Atas kesepakatan peserta tour dan guide, Sirkuit Mandalika dilewati peserta langsung menuju pantai Kuta Lombok di pantai barat, tidak jauh dari Sirkuit Mandalika.
Namun sayang seribu sayang lagi eee, ternyata di atas pantai, matahari terlindung awan tebal, hanya cahaya kemerah-merahan terlihat menyembur keluar.
Kendati demikian, kami tetap mengabadikan sejumlah pemandangan indah karya cipta yang kuasa di atas bukit Marese.
Bukit ini terlihat kecoklatan karena rumput mengering, akibat musim kemarau. Saat di atas bukit, angin yang konon kabarnya dari wilayah Australia terus berhembus kencang.
Saat matahari sudah beradu dengan bumi, terlihat mega-mega kemerahan di langit. Peserta city tour yg tersisa dua bus, tempat kami bergabung menuju ke restoran yang berada di sisi lain pantai Mandalika.
Kami kembali melewati sirkuit Mandalika, di depan jalan masuk ada patung Presiden Jokowi sedang menunggangi motor balap.
"Cukup 10 menit foto-foto yah,setelah itu kembali ke bus, karena kita akan menuju restoran untuk makan malam," ujar tour guide kepada peserta.
Sirkuit Mandalika hanya dapat diabadikan dari luar, di depan pintu gerbang. Pengamanan ketat dilakukan mengingat tidak lama lagi akan digelar lomba motor gp dunia pada 27- 29 September 2024.
Perjalanan ini membuka wawasan kita. Kawasan Mandalika dulu adalah kawasan pantai dan perbukitan yang ditumbuhi ilalang. Kini sudah berubah total sejak ditetapkan Presiden sebagai Kawasan Ekonomi khusus, kawasan Mandalika berkembang sangat luar biasa.
Menjadikan daerah sebagai Daerah Tujuan Wisata menuntut banyak hal. Sumber daya manusia, sarana prasarana, investasi, publikasi, komitmen pemerintah, dunia usaha dan masyarakat sendiri.
Obyek wisata yang menarik tidak cukup tanpa dukungan tinggi tidak dapat maujud dan menghasilkan dengan baik.
Bali sebagai ikon wisata Indonesia telah menunjukkan hal itu. Industri pariwisata berkembang pesat dan menjadi penopang utama penghasilan daerah.
Kabupaten Banyuwangi dan Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat sebagai daerah tetangga memilih untuk tidak jadi penonton.
Mereka berpacu memanfaatkan potensi ini, hasilnya kedua daerah ini sama-sama mulai maju dan berkembang dalam industri pariwisata di Indonesia. (*).