Nunukan, SIMP4TIK – Tampil dengan kereta kencana berhiaskan kepala  singa yang menarik dan menghibur, Kacong Mania Nunukan Raih Juara II pada Festival Bedug Sahur, yang dilaksanakan Sabtu malam, (22/3/2025).

Lomba tabuh bedug  yang bertajuk Festival Bedug Sahur Pemuda Perbatasan (FEGESRA) digelar oleh Dinas Pemuda dan Olahraga  (Dispora) Provinsi Kaltara bersama Pemuda Perbatasan serta didukung oleh Pemkab Nunukan,  diikuti sebanyak 915 orang dengan 27 kelompok atau regu dari Nunukan, Sebatik dan Sembakung.

Tampilan tim kacong mania yang menggambarkan simbol arak-arakan atau kebudayaan itu menambah semarak pada festival tersebut.

Bendahara sekaligus juga Pelatih Tim Kacong Mania Nunukan, Sihun mengatakan, penampilan mereka berawal dari niat ingin menghibur Masyarakat Nunukan yang menonton dan juga untuk memeriahkan festival tersebut, yang mana festival serupa juga biasa digelar di kampung halamannya di Madura.

“Setiap ramadhan ada Festival musik sahur di Madura, jadi kami terinspirsi dari situ, sehingga kami yang ada di Nunukan ingin juga menghadirkan nuansa itu di Nunukan, niatnya mau meramaikan dan menghibur penonton,” jelasnya melalui sambungan telpon, Senin (24/03/2025).

“Bagimana bikin begini untuk meramaikan dan memanjakan mata penonton atau masyarakat Nunukan supaya penontonnya semangat dan puas,” tambahnya.

Lanjut Sihun, untuk material yang digunakan sebagai kereta kencana tersebut, ia mengaku memesannya langsung dari Jawa. 

“Kami mendatangkan materialnya dari Jawa dengan dana swadaya dari paguyuban Madura yang ada di Nunukan. Untuk bajetnya  kami sponsor sendiri yang penting niatnya hanya ingin menghibur masyarakat Nunukan, dan semoga bisa menginspirasi yang lainnya, tanpa menghilangkan esensi dari bedug sahur itu sendiri,” ujarnya.

Menurut Sihun, Kacong Mania Nunukan Raih Juara II dalam Festival Bedug Sahur, merupakan bonus.

“Alhamdulilah, padahal alat bedug yang digunakan masih sangat sederhana yaitu dari drum-drum bekas yang kami pinjam dari dari tetangga. Kami juga berterimakasih atas bantuan dan dukungan dari masyarakat dan penonton yang datang dari arah tak terduga membantu kami ikut mendorong kereta Kencana yang beratnya lebih dari 100 kg, dimana ketentuannya tidak memakai mesin penggerak, semua harus manual,” imbuhnnya.

Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )

Editor : Asa Zumara, SS, M.IKom