Nunukan, SIMP4TIK – Hadiri Focus Group Discussion (FGD) Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2025-2045, yang digelar oleh Kaltim PPN/BAPPENAS, Kepala Dinas Pendidikan Nunukan, Akhmad S.IP., juga tampil sebagai pembicara.

Dengantema Strategi Pemenuhan Pendidikan Berkualitas yang Merata di Wilayah Perbatasan, yang dilaksanakan Hotel Novotel Balikpapan, Rabu (29/05/2024).

Dalam FGD tersebut, Akhmad S.IP., memaparkan materi tentang permasalahan yang dihadapi Dunia Pendidikan di nunukan yang berbatasan langsung dengan Malaysia, sekaligus bagaimana dinas menyikapinya.

Menurutnya, ada banyak peserta didik yang merupakan anak dari karyawan atau Pekerja Migran yang notabene kebanyakan bukan warga Kabupaten Nunukan. 

"Untuk mengatasi itu Dinas Pendidikan Nunukan bekerjasama dengan Camat setempat dan Dinas yang mengurusi Kependudukan," terangnya, Senin (03/06/2024).

Lanjut Akhmad, persoalan lainnya yang dihadapi adalah peserta didik yang mengikuti orang tuanya di perkebunan-perkebunan sawit yang lokasinya berada di wilayah Malaysia, sehingga tidak bisa sekolah karena tidak ada sekolah di perkebunan itu. 

"Untuk mengatasinya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nunukan bekerjasama dengan Perusahaan untuk memberi pendidikan informal kepada peserta didik tersebut," terangnya.

"Lainnya lagi ada juga peserta didik di Sebatik wilayah Malaysia yang dapat mengakses sekolah di Sebatik wilayah Indonesia, namun harus menempuh jarak yang sangat jauh," tambahnya.

Akhmad menjelaskan bahwa itu juga terjadi di Lumbis. Oleh karena itu Dinas Pendidikan Nunukan mengusulkan kepada Kemendikbud untuk dapat memfasilitasi pembangunan Boarding School, sehingga peserta didik tidak perlu bolak-balik menembus perbatasan. 

Persoalan lainnya, yang sulit diatasi adalah guru-guru di pelosok desa Nunukan yang mutasi ke perkotaan sehingga banyak sekolah di pedesaan mengalami kekurangan guru. 

"Pengalaman-pengalaman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nunukan ini sangat berharga untuk dijadikan barometer penyusunan kebijakan terkait bidang pendidikan dan kebudayaan di daerah perbatasan lainnya," imbuhnya.

Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )

Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom