Nunukan, SIMP4TIK - Bertempat di ruang rapat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kabupaten Nunukan, rapat penentuan desa lokus stunting 2025 digelar. Rapat yang dipimpin langsung oleh Kepala Bappeda Litbang R. Iwan Kurniawan tersebut berlangsung guyup. Iwan membuka rapat dengan memaparkan kondisi stunting di Kabupaten Nunukan dari tahun 2022-2023. Apa yang menjadi PR dan evaluasi kegiatan prevalensi stunting selama ini pun tak luput ia jabarkan.

 “Yang masih menjadi PR besar kita adalah sinkronisasi program dari OPD khususnya PU dan Perkim dengan intervensi stunting ini. Perlu kita bicarakan lebih lanjut agar tidak ada lagi data yang kosong seperti sanitasi,” jelas Iwan.

Agenda utama dalam rapat yang terlaksana Senin (22/4/2024) tersebut membahas analisis situasi penetapan desa lokus stunting 2025. Perlu diketahui pada tahun anggaran 2024 terdapat 18 desa yang menjadi lokus stunting. Diantaranya Desa Binusan, Tabur Lestari, Atap, Sekaduyan Taka, Kelurahan Nunukan Tengah, dan Nunukan Barat.

“Pada kesempatan ini kita bicarakan bersama desa mana saja yang menjadi lokus stunting 2025. Apakah masih tetap seperti 2024 atau ada penambahan dan pengurangan. Kita lihat bersama di beberapa desa terjadi perubahan angka balita stunting. Seperti di Sebatik sudah bagus semua TPPS-nya. Bisa nanti kita alihkan ke desa lainnya untuk 2025 nanti,” jelas Silvia HWQ Mone,ST Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia.

Hasil rapat analisis situasi memutuskan terdapat 15 desa yang menjadi lokus stunting 2025. Desa tersebut adalah Desa Atap, Manuk Bungkul, Tanjung Harapan, Bukit Aru Indah, Pancang, Tabur Lestari, Sekaduyan Taka, Sanur, Tinampak II, Pagaluyon, Kelurahan Nunukan Timur, Nunukan Barat, Nunukan Tengah, Mansapa, dan Tanjung Harapan.

Teks/Foto : Asa Zumara, SS (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )

Editor : Asa Zumara, SS