Nunukan, SIMP4TIK – Terbatasnya pasokan air bersih dari Perumda Tirta Taka Nunukan akibat musim kemarau, menyebabkan warga kesulitan mendapatkan air bersih. Menyikapi hal itu, pemerintah daerah menginisiasi untuk membangun sumur bor.

Pembangunan sumur bor ini biayanya dari dana kelurahan dan dana CSR perusahaan yang beroperasi Kabupaten Nunukan. Hingga saat ini ada delapan titik pada delapan kelurahan telah dilakukan pembangunan sumur bor.

Kedelapan titik itu adalah sumur bor di Kelurahan Nunukan Barat, tepatnya di RT 13 Sungai Bilal, terletak dipinggir jalan pertigaan menuju SD 8, Sumur  Bor di samping kantor lurah Kelurahan Nunukan Utara, Sumur Bor di samping kantor lurah Kelurahan Nunukan Timur, dan  Sumur bor di samping Kantor lurah Kelurahan Nunukan Tengah.

Lainnya, sumur bor di samping Kantor Kelurahan Selisun, sumur bor di lokasi Taman Kanak-Kanak Pembina KPN Kelurahan Nunukan Selatan, Sumur bor di RT 02 Mansapa, tidak jauh dari kantor Bupati tepatnya dibelakang rumah atau tidak jauh dari rumah H Kurniah dan sumur bor di RT  13 Kelurahan Tanjung Harapan.

Kehadiran sumur bor ini menurut Anto warga RT 13 Kelurahan Nunukan Barat sangat membantu warga, terutama disaat pasokan air bersih dari Perumda Tirta Taka tidak mengalir.

“Alhamdulillah Pak, warga sangat terbantu adanya sumur bor ini,” katanya melanjutkan, warga biasanya datang mengambil air pada pagi dan sore hari tanpa dipungut bayaran.

Anto menjelaskan, warga datang sendiri ke sumur bor membawa wadah penampung seperti ember atau galon, bukan diantarkan ke rumah. “Warga sendiri yang datang Pak, mengambil air disini sesuai dengan keperluan dan kebutuhannya,” katanya.

Pemanfaatan sumur bor yang dibangun pemerintah daerah juga disampaikan seorang staf di kelurahan Nunukan Utara. Menurutnya, sejak sumur bor ini dibangun tahun lalu, pada saat masyarakat kesulitan air, masyarakat mengambil air di sumur bor yang ada disamping Kantor Kelurahan Nunukan Utara.

“Mereka datang sendiri kesini, membawa wadah untuk mengangkut air dari sumur bor ini, lalu dibawah ke rumahnya, biasanya pada malam hari,” katanya.

Staf kelurahan ini menambahkan, apabila air habis di penampungan atau tendon penampungan yang disediakan, pihak kelurahan akan mengisinya kembali, agar masyarakat dapat memanfatkannya.

Apabila warga ingin mengambil air di sumur bor yang disediakan,  dipersilahkan datang dan membawa wadah penampung air sendiri.  Kelurahan tidak menyediakan alat angkut maupun sarana lainnya untuk mengankut air sampai ke rumah warga. (*)

Teks/Foto : Ilham Waskitho, S.Tr. Anim (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )

Editor : Ilham Waskitho, S.Tr. Anim