Nunukan, SIMP4TIK – Suasana penuh semangat dan kebanggaan terasa saat puluhan siswa dari berbagai sekolah dasar dan menengah di Kabupaten Nunukan berkumpul dalam Lomba Apresiasi Siswa Sastra Daerah, yang digelar selama dua hari, mulai Rabu hingga Kamis, kegiatan ini berlangsung di Paras Perbatasan Nunukan.

Hari pertama lomba dikhususkan untuk tingkat SD dengan kategori puisi dan dongeng, sementara hari kedua dilanjutkan oleh siswa tingkat SMP yang unjuk kemampuan dalam pidato dan tembang lagu daerah, seluruh peserta tampil membawakan karya dalam Bahasa Tidung, bahasa asli masyarakat setempat yang menjadi fokus utama dalam kegiatan ini.

Kegiatan ini bukan sekadar ajang kompetisi, tapi juga menjadi bagian penting dari upaya menjaga dan melestarikan warisan budaya daerah.

Kepala Bidang Ketenagaan, Kurikulum, Sastra, dan Perizinan Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan, Rahmansyah, menjelaskan bahwa lomba ini merupakan bagian dari program Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah yang merupakan kerja sama antara Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan dan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Timur.

Menurutnya, lomba ini bertujuan menanamkan kecintaan siswa terhadap bahasa daerah mereka sejak dini.

“Kita ingin anak-anak bukan hanya mengenal budaya leluhurnya, tetapi juga mampu mengekspresikannya lewat karya sastra. Bahasa Tidung ini harus terus hidup lewat generasi muda,” ujarnya, Rabu (27/08/2025).

Sebanyak 53 siswa dari jenjang SD dan SMP ambil bagian dalam lomba yang diikuti oleh sekolah-sekolah di wilayah UPT Nunukan, Sei Menggaris, dan Nunukan Selatan. Mereka terbagi menjadi 18 peserta lomba puisi, 15 peserta dongeng, 9 peserta pidato, dan 11 peserta tembang lagu daerah, semua peserta menunjukkan antusiasme tinggi, meski harus tampil dalam bahasa yang tidak mereka gunakan sehari-hari.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan, Akhmad, menyampaikan bahwa lomba ini adalah langkah awal penting untuk menjaga identitas budaya masyarakat, terutama di wilayah perbatasan yang sangat terbuka terhadap pengaruh budaya luar, Ia mengingatkan agar generasi muda tidak melupakan akar budaya mereka.

“Kita ingin budaya daerah tidak hanya sekadar dikenang, tapi benar-benar dilestarikan melalui tindakan nyata seperti lomba ini, anak-anak harus bangga dengan bahasa daerahnya sendiri,” tegas Akhmad.

Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini akan berlanjut ke tingkat yang lebih tinggi, para pemenang akan mewakili Kabupaten Nunukan di ajang serupa tingkat provinsi yang akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2025 dan dikoordinir langsung oleh Balai Bahasa Kalimantan Timur.

Akhmad berharap akan ada peserta dari Nunukan yang melaju hingga ke tingkat nasional, membawa Bahasa Tidung ke panggung yang lebih luas.

“Bahasa Tidung adalah aset budaya, aset daerah, bahkan aset bangsa, Bahasa Tidung bukan sekadar bahasa lama, melainkan bagian hidup yang pantas dibanggakan dan diwariskan,” tutupnya.(*)

 

Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )

Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom