Nunukan, SIMP4TIK - Banjir rob kembali melanda wilayah pesisir Kabupaten Nunukan pada Kamis malam (6/11/2025) sekitar pukul 18.45 WITA. Naiknya air laut akibat puncak pasang menyebabkan sejumlah kawasan di Kecamatan Nunukan tergenang air dan mengakibatkan belasan rumah warga terdampak.

Tiga lokasi yang mengalami genangan cukup signifikan antara lain wilayah Sei Bolong (Nunukan Utara), Gang Delima RT 20 Nunukan Timur (belakang SPBU almarhum H. Bidin), serta Jalan Lumba-Lumba, Nunukan Timur.

Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan, tercatat 12 unit rumah dan 12 kepala keluarga (KK) terdampak akibat banjir rob malam ini.

“Air laut mulai naik sejak pukul 18.45 WITA dan masuk ke rumah-rumah warga di sekitar pesisir. Kami langsung turunkan tim untuk memantau kondisi di lapangan dan membantu warga yang terdampak,” ujar salah satu petugas lapangan BPBD Nunukan.

Tim gabungan yang terdiri dari 19 personel BPBD dan 12 personel PMI bergerak cepat melakukan sejumlah langkah penanganan, seperti melakukan pemantauan langsung di lokasi, membantu pembersihan sisa air yang masuk ke rumah warga, mengevakuasi barang-barang terdampak, serta memberikan imbauan agar masyarakat tetap waspada terhadap potensi pasang susulan.

Selain itu, BPBD juga mengingatkan masyarakat untuk menjaga anak-anak agar tidak bermain air di luar rumah selama kondisi pasang tinggi berlangsung. Warga juga diimbau untuk segera menghubungi call center BPBD apabila membutuhkan bantuan cepat atau terjadi kondisi darurat.

Hingga pukul 22.00 WITA, kondisi air laut berangsur surut dan tidak dilaporkan adanya korban jiwa. Meski demikian, petugas masih terus melakukan pemantauan di sejumlah titik rawan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya pasang kembali pada dini hari.

Banjir rob menjadi salah satu ancaman rutin di wilayah pesisir Nunukan, terutama saat puncak pasang air laut. BPBD Nunukan kembali mengingatkan warga agar meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan cuaca dan kondisi air laut, khususnya bagi masyarakat yang bermukim di kawasan pesisir rendah.(*)

Teks/Foto : RAIS (Tim Publikasi BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH )

Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom