Krayan, SIMP4TIK - Di dataran tinggi Krayan, tepat di perbatasan Indonesia dan Malaysia, ada sebuah surga tersembunyi bernama Buduk Udan. 

Destinasi alam ini terletak di Desa Pa’ Kidang dan kini mulai dikenal luas sebagai salah satu tempat wisata terbaik di Indonesia.

Buduk Udan merupakan sebuah bukit setinggi 1.475 meter di atas permukaan laut, setiap pagi dan sore, kabut tipis menyelimuti puncaknya, menciptakan pemandangan seperti negeri di atas awan. 

Dari puncaknya, dataran tinggi Krayan terlihat seperti pulau-pulau hijau di lautan awan putih.

Untuk mencapai Buduk Udan, wisatawan harus menempuh perjalanan udara menuju Bandara Yuvai Semaring di Long Bawan, ada empat rute penerbangan dari Nunukan, Tarakan, Malinau, dan Berau. 

Dari bandara, perjalanan dilanjutkan dengan mobil ke Desa Pa’ Kidang, lalu berjalan kaki sekitar 5 kilometer menuju puncak bukit, meski medannya menantang, semua akan terbayar dengan keindahan yang menanti. 

Buduk Udan dikelola langsung oleh masyarakat melalui Kelompok Wisata Pa’ Kidang Makmur, yang merupakan binaan Balai Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM).

Ketua kelompok, Doni, mengatakan bahwa antusiasme wisatawan terus meningkat, bahkan ada yang datang dari negara tetangga, Malaysia.

“Buduk Udan jadi kebanggaan kami. Wisata ini membawa perubahan besar bagi masyarakat,” ujarnya, Selasa (29/7/2025).

Karena pengelolaan yang baik dan pendekatan yang berbasis masyarakat, Desa Pa’ Kidang meraih penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023, masuk dalam 100 besar desa wisata terbaik nasional, serta 10 besar terbaik di Kalimantan Utara.

"Wisata Buduk Udan dikembangkan tanpa hotel atau fasilitas modern, Wisatawan diajak tinggal di homestay milik warga, makan bersama dengan sajian rumahan, dan berinteraksi langsung dengan masyarakat Dayak Lundayeh," tutur Doni.

"Ini menjadi pengalaman yang tidak hanya menyenangkan, tapi juga mempererat hubungan antara tamu dan tuan rumah, namun bagi yang mencari penginapan lebih lengkap, tersedia hotel dan penginapan di Long Bawan sebagai pusat logistik dan transportasi Krayan," tambahnya.

Kepala Balai TNKM, Seno Pramudito, menyampaikan bahwa Buduk Udan dikembangkan dengan pendekatan konservasi. 

Balai TNKM mendampingi masyarakat agar bisa memanfaatkan potensi wisata alam tanpa merusak lingkungan.

“Desa Pa’ Kidang merupakan desa penyangga taman nasional, Kami bantu mereka dengan pelatihan dan fasilitas,” jelas Seno.

Seno berharap Buduk Udan bisa terus berkembang dan menjadi contoh pengelolaan wisata berbasis komunitas yang ramah lingkungan dan memberdayakan masyarakat.(*)

Foto : Doni

Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )

Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom