Krayan, SIMP4TIK– Salah satu momen yang paling menarik perhatian masyarakat adalah ketika Bupati Nunukan, H. Irwan Sabri, bersama istrinya, Ny. Andi Annisa Muthia Irwan, diarak menuju panggung kehormatan menggunakan tandu tradisional.
Arak-arakan tersebut menempuh jarak kurang lebih satu kilometer, diiringi sorak sorai dan tepuk tangan warga yang memenuhi sepanjang jalan.
Tandu yang digunakan terbuat dari bambu dan kayu, beratap daun nipah, serta dihiasi ukiran dan kain tenun khas Krayan suasana tampak penuh semangat dan haru, ketika warga dengan pakaian adat Dayak Lundayeh mengangkat tandu dengan penuh kebanggaan.
Warga tampak antusias dan gembira menyambut kedatangan bupati mereka, Sambil mengenakan pakaian adat dan membawa bendera merah putih, masyarakat bersorak riang di sepanjang jalur arak-arakan.
Momen ini menjadi bagian dari pawai budaya yang digelar masyarakat Krayan Raya pada Jumat (24/10/2025) dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun ke-26 Kabupaten Nunukan.
Acara berlangsung di lapangan sepak bola Yuvai Semaring, dengan udara sejuk khas dataran tinggi Borneo yang menambah semarak suasana.
Pawai budaya tersebut diikuti ratusan peserta dari lima kecamatan di wilayah Krayan, yakni Krayan Induk, Krayan Barat, Krayan Timur, Krayan Tengah, dan Krayan Selatan.
Para peserta tampil menawan dengan pakaian adat suku Dayak Lundayeh lengkap dengan aksesori tradisional, tak hanya itu, etnis lain seperti Toraja, Bugis, dan Jawa yang juga bermukim di Krayan turut memeriahkan pawai dengan mengenakan busana adat daerah masing-masing.
Pawai dilepas langsung oleh Bupati Nunukan H. Irwan Sabri didampingi istrinya, Ny. Andi Annisa Muthia Irwan.
Melihat antusiasme masyarakat, Bupati Irwan Sabri menyampaikan rasa bangganya.
“Saya sangat mengapresiasi semangat masyarakat Krayan, melalui pawai budaya ini, kita memperlihatkan kekayaan budaya sekaligus rasa persaudaraan yang kuat di antara kita,” ujarnya di hadapan peserta dan tamu undangan.
Ia menambahkan, pawai budaya di wilayah perbatasan ini menjadi simbol kebersamaan dan komitmen masyarakat untuk terus bersatu.
“Dari dataran tinggi Krayan, kita kirimkan pesan bahwa masyarakat perbatasan punya tekad yang sama yaitu menjaga persatuan, menghargai perbedaan, dan berkontribusi untuk pembangunan Nunukan dan Indonesia,” katanya dengan tegas.
Pawai budaya Krayan Raya tahun ini bukan sekadar ajang perayaan, tetapi juga menjadi wujud nyata semangat masyarakat dalam melestarikan adat dan budaya lokal.
Foto : Darlet
Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )
Editor : Asa Zumara, SS, M.IKom