SIMP4TIK News - Camat Sebatik Tengah Aris Nur mengaku senang dan bangga wilayahnya menjadi tempat rujukan dan percontohan sebagai kampung sadar kerukunan. "Sebatik Tengah ini multi etnis, tetapi kami saling menjaga kerukunan antar etnis dan itu kita perkuat dalam kehidupan bermasyarakat, ketika itu menjadi rujukan dan percontohan kami senang sekali," ucap Aris Nur.

Aris Nur menjelaskan terbentuknya kampung sadar kerukunan, merupakan inisiasi dari sekelompok pemuda di Kecamatan Sebatik Tengah yang tergabung dalam sebuah komunitas yang diberi nama OM JOKO (orang muda berjoko). Sebelumnya komunitas ini kegiatannya untuk meningkatkan nasionalisme pemuda di perbatasan, bekerjasama dengan karang taruna. "Sehingga pada tahun 2010 pada saat MTQ tingkat Kabupaten yang dilaksanakan di Pulau Sebatik, Om Joko mulai dilibatkan dalam kegiatan keagamaan tersebut, setelah itu hampir disetiap hari-hari besar keagamaan kita berkolaborasi, seperti kegiatan puasa, kegiatan maulid dan Natal, kita kolaborasi untuk pengamannya," terang Aris Nur.

"Selanjutnya, secara rutin dan bergantian, dilakukan bersih-bersih ditempat-tempat ibadah, seperti pada hari jumat pagi, sebelum solat jumat secara bersama kami bersama-sama melakukan kegiatan bersih-bersih masjid dengan yang beragama non Islam, begitupun sebaliknya ditempat ibadah lainnya seperti gereja baik yang Kristen maupun Katolik," tambahnya.

Aris Nur menyebut, di wilayah Kecamatan Sebatik Tengah khususnya Lodres Desa Sei Limau ini ada tiga jenis tempat ibadah yaitu masjid, gereja Kristen dan Katolik dengan masyarakatnya yang berasal dari bermacam-macam daerah dan suku di Indonesia.

"Setalah penetapan kampung kerukunan kita mendapatkan kepercayaan untuk melaksanakan jambore kerukunan yang melibatkan lintas agama se pulau Sebatik."ujarnya.

Menurut Aris Nur, Ke depan program kerukunan umat beragama akan menjadi program pemerintah desa sehingga, kegiatan ini bisa terus berkelanjutan. "Untuk memperkuat kaloborasi kami coba menggandeng Bank Indonesia (BI), kami akan susun programnya dan kami tawarkan kepada BI mudah-mudah tahun depan kita bisa melakukan kegiatan serupa dengan skala yang lebih besar. Kalau kegiatan jambore sebelumnya hanya sepulau sebatik kedepan kami ingin kegiatan ini skalanya jauh lebih besar itu target kami kedepan," tuturnya.

Aris Nur berharap, semakin banyak masyarakat yang ikut terlibat dalam kampung sadar kerukunan. "Kami juga ingin semakin banyak masyarakat yang terlibat, karena saat ini yang terlibat hanya masyarakat-masyarakat di sekitar Lordes kita berharap bahwa kegiatan ini bisa mencakup kecamatan, jadi masyarakat di desa lain termasuk masyarakat yang tidak tinggal di Sungai Limau ini juga bisa terlibat berpartisipasi dalam kegiatan kampung sadar kerukunan ini," imbuhnya.

Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )

Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom