Nunukan, SIMP4TIK - Kemegahan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang berada di wilayah Desa Pancang, pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, keberadaanya kini membuat sebagian masyarakat kecewa.
Ya, kini diduga kurang memperhatikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) saat pembangunannya di tahun 2019 hingga kini rampung, warga merasa selalu menjadi korban banjir bila hujan turun.
Kepala Desa (Kades) Sungai Pancang Kaharuddin mengatakan, pembangunan PLBN telah merubah ukuran drainase pembuangan ke laut yang awalnya lebar kini mengecil. Dampaknya bila hujan turun air menjadi tergenang lebih lama.
“Waktu dibangun PLBN parit utama di tutup dan dibuatkan parit baru yang lebih kecil sehingga dampaknya genangan air hingga banjir muncul setiap kali hujan turun," ujarnya, Senin (22/07/2024).
Kades pun mengatakan pihaknya bersama kecamatan dan tokoh masyarakat serta warga pernah melayangkan keberatan kepada pengembang PUPR akan perebutan bentuk drainase atau parit tersebut, khawatir terjadi banjir namun tidak diindahkan.
“Waktu pembangunan di tahap 50 persen kami sempat datangi pengembang saat itu pihak PUPR, kami datangi bersama Camat, tokoh masyarakat, maksudnya komplain kenapa dirubah lebih kecil karena ini berisiko banjir, tapi itu tidak dipeduli juga, lalu kami meminta spes yang di ujung kiri dan kanan pelabuhan harusnya dikurangi lahannya untuk dibuatkan parit tapi juga itu tidak dipeduli," ungkapnya.
Kades juga menceritakan dulu ada parit besar sampai ke pantai, tapi di tutup dan dirubah menjadi parit kecil, dibanding parit yang awal orang dewasa pun melompat kita tidak berani karena paritnya cukup besar/ lebar.
“Dulunya ada kantor Satpol PP disitu, dibelakang kantor itulah paritnya sekitar 1 meter lebih lebarnya, sekarang pada saat mereka bangun PLBN paritnya dirubah menjadi kecil, sehingga dampaknya sekarang dialami oleh masyarakat," ucapnya.
Keluhan masyarakat kini terus berdatangan ke pihak Desa dan Kecamatan, terlebih saat ini musim penghujan. “Masyarakat itu mengeluhkan rumah mereka kebanjiran, sebelumnya di daerah sekitar PLBN itu tidak pernah ada air tergenang, sekarang tidak hanya tergenang, banjir pun datang," keluhnya.
Selain banjir masyarakat pun mengkhawatirkan terjadinya resiko kesetrum aliran listrik yang terendam air, sehingga warga kembali akan melayangkan protes.
“Air tergenang resikonya banyak, Sebatik sudah ada kejadian orang yang meninggal terkena sengatan listrik baru-baru ini, inikan salah satu penyebab kalau rumah terendam air atau banjir, karenanya masyarakat atau warga akan sampaikan keluhan ke pihak pengembang, dan harapannya segera merespon keluhan masyarakat sekitar PLBN, bertanggung jawab untuk membuat parit atau membuat saluran yang baik agar tidak air tidak lagi tergenang dan sampai banjir," pungkasnya.
Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )
Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom