Nunukan, SIMP4TIK – Selain fokus pada pencegahan penyakit tidak menular, Dinas Kesehatan dan P2KB Kabupaten Nunukan juga memperkuat pengawasan terhadap keamanan pangan melalui pelatihan petugas penjamah makanan (PPM).
Langkah ini menjadi bagian dari upaya mencegah terulangnya kasus yang berkaitan dengan Manajemen Bahan Gizi (MBG) serta memastikan makanan yang dikonsumsi masyarakat tetap aman dan layak.
Kepala Dinas Kesehatan dan P2KB, Hj. Miskia, menjelaskan bahwa pelatihan tersebut diberikan kepada seluruh pengelola dan penjamah makanan di fasilitas pelayanan pangan dan lembaga penyedia makanan.
“Kami sudah melaksanakan pelatihan petugas penjamah makanan di beberapa wilayah seperti Sebatik dan Nunukan, bagi SPPG (Sarana Pengelolaan Pangan dan Gizi) yang baru akan beroperasi, mereka wajib mengikuti pelatihan ini sebelum mulai bekerja,” ujarnya.
Menurutnya, pelatihan ini bertujuan agar setiap petugas memahami cara mengelola makanan dengan benar, mulai dari kebersihan bahan, proses pengolahan, hingga penyajian.
“Sebelum mereka menjamah makanan, mereka harus tahu bagaimana mengelola makanan dengan baik dan benar, ini penting agar makanan yang disajikan aman dikonsumsi,” kata Miskia.
Ia menegaskan bahwa pelatihan ini menjadi salah satu syarat wajib bagi setiap pengelola makanan, terutama bagi yang ingin mendapatkan Surat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
“Syaratnya memang harus dilatih dulu, semua penjamah makanan wajib mengikuti pelatihan ini sebelum bisa mendapatkan SLHS,” tambahnya.
Lebih lanjut, Miskia mengingatkan seluruh pengelola makanan di Nunukan untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap bahan baku dan proses pengolahan.
“Kami sudah memberikan sejumlah rekomendasi kepada pengelola agar selalu mengecek bahan makanan, menjaga kebersihan tempat, serta menerapkan pengolahan yang baik, terkadang, masalah bisa muncul dari bahan yang tidak segar atau cara pengolahan yang kurang tepat,” jelasnya.
Melalui langkah ini, Dinas Kesehatan berharap pengawasan keamanan pangan di Kabupaten Nunukan semakin baik, sehingga masyarakat dapat terhindar dari risiko penyakit akibat makanan.
“Kami siap mendampingi dan memberikan pelatihan bagi siapa pun yang ingin membuka usaha pengolahan makanan, tujuannya satu, agar makanan yang beredar di masyarakat benar-benar sehat, aman, dan berkualitas,” tutup Miskia.(*)
Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )
Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom