SIMP4TIK NEWS- Pemerintah Kabupaten Nunukan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Kesehatan sebagai upaya menurunkan Angka Kematian Ibu(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) khususnya di pelayanan primer. Komitmen tersebut diwujudkan dengan mengalokasikan dana yang bersumber dari APBD Kabupaten Nunukan melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana untuk peningkatan kapasitas tenaga kesehatan.
Dinkes P2KB mengirimkan tenaga kesehatannya mengikuti pelatihan Penanganan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal (PKMN). PKMN dilaksanakan di Balai Pelatihan Kesehatan Samarinda mulai 19 Februari hingga 03 Maret 2023. PKMN diikuti oleh 6 tim yang terdiri dari 6 dokter, 6 perawat dan 6 bidan serta 1 peserta dari Dinkes P2KB sebagai Observer.
Administrator Kesehatan Ahli Muda Bidang Sumber Daya Kesehatan, Sarinah, S.K.M menjelaskan bahwa Tenaga kesehatan yang mengikuti pelatihan adalah tenaga kesehatan yang tempat kerjanya jauh dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL) dan ketersediaan serta kesiapan dokter umum Aparatur Sipil Negara. Ini menjadi pertimbangan mengingat perlunya tenaga kesehatan terampil untuk wilayah yang jauh dari FKTL sehingga bisa menangani kegawatdaruratan pada maternal maupun neonatal.
“Seharusnya semua puskesmas wajib pelatihan PKMN dikarenakan anggaran terbatas jadi kita memilih yang mana prioritas terlebih dahulu.” jelasnya.
Ia berharap dengan pelatihan penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal tenaga kesehatan tersebut, dapat memberikan pengetahuan dan kemampuan klinis dalam melakukan resusitasi, stabilisasi dan transportasi saat memerlukan rujukan. Selain itu dengan terlatih dan terampilnya tenaga kesehatan diharapkan dapat mengurangi angka rujukan ke FKTL. Kompetensi tim dapat meningkat melalui pelatihan ini namun tetap sesuai dengan kewenangannya masing-masing.
Teks/Foto : Feri Styaningsih, S.KM (Tim Publikasi DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK & KELUARGA BERENCANA )
Editor : Ilham Waskitho, S.Tr. Anim