Nunukan, SIMP4TIK - Pemerintah Kabupaten Nunukan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) tengah mematangkan persiapan peluncuran dua Unit Pengolahan Hasil (UPH) baru yang akan mengangkat kakao dan nanas sebagai produk unggulan daerah.

Dua unit ini berlokasi di Sebatik Tengah dan Krayan Timur, masing-masing dengan fokus pengolahan berbeda sesuai potensi wilayah.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Masniadi, S.Hut., M.A.P., melalui Kepala Bidang Pangan, Sambio, mengatakan bahwa UPH merupakan terobosan untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian yang selama ini hanya dijual dalam bentuk segar.

“Kita siapkan dua UPH tahun ini. Di Sebatik Tengah untuk kakao, dan di Krayan Timur untuk nanas. Keduanya diharapkan menjadi ikon baru produk olahan Nunukan,” ujarnya, Kamis (20/11/2025).

UPH Kakao di Sebatik Tengah menjadi unit yang paling siap beroperasi, mesin produksi sudah tersedia, bangunan hampir rampung, dan ditargetkan mulai uji produksi akhir tahun ini, UPH tersebut akan memproduksi bubuk kakao dan coklat batangan.

“Untuk Sebatik Tengah progresnya sangat bagus, mesin sudah masuk, tinggal finishing bangunan. Kita targetkan sebelum tahun berakhir sudah bisa mulai produksi,” kata Sambio.

Sementara itu, UPH Nanas di Krayan Timur juga disiapkan untuk memproduksi selai dan sirup nanas, unit ini sebenarnya sudah memiliki mesin lengkap dan bangunan yang layak, namun belum bisa beroperasi lantaran instalasi listrik belum teranggarkan tahun ini. “Mesinnya ada, bangunannya sudah jadi, tapi listrik belum. Jadi untuk produksi kita harus menunggu pemasangan listrik dulu,” jelasnya.

Meski ada kendala teknis di Krayan Timur, DKPP optimistis kedua UPH dapat beroperasi maksimal pada awal tahun depan. "Begitu listrik masuk, mesin bisa langsung dipakai, target kita awal tahun depan dua-duanya siap produksi dan siap dilaunching,” ungkapnya.

Sambio mengatakan bahwa keberadaan UPH akan membantu petani mengatasi masalah klasik seperti kerusakan hasil panen cepat, harga yang tidak stabil, dan lonjakan produksi musiman.

Dengan diolah menjadi produk siap konsumsi, komoditas seperti nanas dan kakao memiliki daya simpan lebih lama dan nilai jual lebih tinggi. "Saat panen raya, nanas sering membusuk karena tidak sempat terjual, kalau sudah ada UPH, bisa diolah jadi sirup atau selai dan bisa disimpan berbulan-bulan,” katanya.

Ia berharap dua UPH ini menjadi pionir pengembangan produk olahan di daerah lain. “Kalau dua unit ini berhasil, kita ingin kelompok tani lain ikut mengembangkan produk olahan, Nunukan bisa punya banyak produk khas yang berdaya saing,” tutupnya.(*)

Foto : istimewa

Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )

Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom