SIMP4TIK News - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Nunukan meminta kepada PT Buana Olim Sejahtera (BOS) dan PT Nunukan Jaya Lestari (NJL), segera evakuasi tenggelamnya kapal LCT dan pemulihan lingkungannya.
Hal tersebut disampaikan pada saat rapat bersama Dinas Perhubungan, BPBD, Basarnas, dan Camat Sei Manggaris, yang membahas upaya penanggulangan kedaruratan akibat tenggelamnya kapal LCT dan upaya pemulihan lingkungan, Kamis (11/5).
Sebelumnya, kapal LCT bermuatan 120 ton BBM jenis solar tenggelam di Pangkalan 3 PT NJL Desa Tabur Lestari, Kecamatan Sei Menggaris, Nunukan, pada Kamis (20/4/2023), sekitar pukul 03.45 Wita, lalu.
Kapal berjenis SPOB bermuatan BBM solar milik PT BOS asal Samarinda, tersebut belum dilakukan evakuasi.
Kapal LCT yang tenggelam tersebut bermuatan 120 ton solar yang diperuntukkan untuk PT NJL.
Pencemaran di Sungai Wasan Sei Menggaris terjadi akibat tumpahan 4 ton solar yang berasal dari kamar mesin kapal.
Terkait hal tersebut, DLH pun memanggil pihak PT BOS dan PT NJL untuk membahas dan meminta keduanya segera mengevakuasi kapal LCT berisi 120 ton BBM solar yang tenggelam.
Melalui Kepala Bidang Tata Lingkungan dan Penataan Hukum pada DLH Kabupaten Nunukan, Ahmad Musafar SP dijelaskan Bahwa pada pertemuan rapat bersama pemilik kapal LCT yang tenggelam, PT NJL termasuk dinas terkait lainnya, fokus membahas pada dua hal.
Yaitu, bagaimana upaya penanggulangan kedaruratan akibat tenggelamnya kapal LCT dan upaya pemulihan lingkungan setelah air sungai tercemar.
Meskipun 120 ton BBM solar yang berada dalam kapal LCT tersebut masih dalam posisi tersegel.
Namun, ia khawatirkan terjadi kebocoran yang dapat berpotensi pencemaran sungai menjadi lebih luas lagi.
"Kita lakukan langkah antisipasi dan meminta kepada kedua perusahaan ini segera melakukan evakuasi terhadap 120 ton solar tersebut," ungkapnya.
Menurut Ahmad Musafar , dari PT BOS sendiri sudah melakukan beberapa upaya pencegahan dampak lingkungan dari tumpahan minyak dari kapal.
Namun masih belum dapat dilakukan dengan maksimal karena keterbatasan alat dan persoil, sehingga DLH meminta kepada NJL untuk membantu dalam proses evakuasinya, karena wilayah itu masuk sebagai terminal Khusus (tersus) PT NJL.
Untuk mencegah tumpahan solar meluas saat proses evakuasi kapal, maka harus disiapkan oil boom.
"Dari perusahaan PT BOS sudah siapkan tapi masih kurang, jadi kami akan bersurat ke PT Pertamina untuk menyiapkan satu lagi oil boom. Kami meminta ini segera di kerjakan," imbuhnya.
Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )
Editor : Asa Zumara, SS