NUNUKAN, SIMPATIK– Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Nunukan, Donal S.Pd, peduli terhadap nasib Pekerja Migran Indonesia (PMI) deportan dari Malaysia.
Melalui kunjungannya di Rusunawa Nunukan pada Jumat (1/8/25), Donal memberikan edukasi kepada 108 deportan, termasuk 18 orang yang dipulangkan karena tersandung kasus narkoba.
Melalui arahannya, Donal mengingatkan agar para deportan tidak lagi kembali ke Malaysia tanpa dokumen resmi,
Menurutnya bekerja di luar negeri bukanlah hal yang dilarang, namun harus mengikuti prosedur hukum dan imigrasi yang berlaku.
“Kalau masih nekat lewat jalur ilegal, kalian akan terus-terusan menyusahkan diri sendiri dan keluarga,” ujarnya.
Donal menyampaikan juga keprihatinannya terhadap PMI yang kembali ke tanah air tanpa membawa hasil yang layak.
Disebutkannya, fenomena pekerja migran yang menghabiskan uang untuk sesuatu yang tidak bermanfaat di negeri orang.
“Uangnya habis hanya untuk kesenangan sesaat, Padahal itu bisa dipakai untuk bangun rumah, menyekolahkan anak, atau tabungan masa depan,” sebutnya.
Politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa ini menegaskan bahwa dari 108 deportan, sebanyak 18 orang ditangkap karena keterlibatan dalam penyalahgunaan narkoba.
“Coba bayangkan, satu hari habis Rp200 ribu untuk narkoba, dalam sebulan bisa Rp6 juta. dalam setahun itu sudah cukup untuk beli tanah atau modal usaha kecil,” papar Donal.
Selain masalah narkoba, Donal juga menyoroti lemahnya kesadaran PMI dalam mengurus dokumen keimigrasian.
“Kalau kalian tidak punya dokumen, lalu terjadi sesuatu, siapa yang bertanggung jawab? Tidak ada. Negara pun susah bantu kalau kalian ilegal,” ujarnya serius.
Dikesempatan itu, Donal juga menanyakan siapa yang selama ini membiayai hidup keluarga mereka di kampung selama mereka mendekam di penjara Malaysia.
“Selama kalian ditahan, siapa yang kasih makan anak istri kalian? Tidak ada. Kalian sudah menyusahkan keluarga kalian sendiri,” katanya.
Donal menyebut, banyak dari deportan merupakan tulang punggung keluarga yang harusnya menjadi pelindung dan pencari nafkah.
“Istrimu terpaksa kerja sendiri demi menyambung hidup anak-anak kalian. Itu kenyataan pahit yang harus kalian sadari,” tegasnya.
Ia mengimbau para PMI untuk tidak lagi menempuh jalur tikus atau jalur ilegal saat ingin bekerja di luar negeri.
“Lebih baik kalian urus dokumen dengan benar, datang ke kantor imigrasi, minta bantuan Ke BP2MI, atau DPRD, TNI, atau Polri. Kita bantu kalau memang kalian hendak bekerja resmi ke luar negeri,” jelasnya.
Donal mengungkapkan rasa kecewanya karena masih banyak warga Nunukan yang keluar masuk Malaysia tanpa prosedur yang sah, ada yang sampai delapan kali dideportasi, menurutnya Ini bukan prestasi, justru musibah yang harus dihentikan.
Ia juga mengingatkan bahwa mereka yang terkena deportasi biasanya masuk dalam daftar blacklist pemerintah Malaysia dan tidak bisa kembali selama lima tahun.
“Daripada terus dipulangkan, lebih baik ajak keluarga kembali ke Indonesia dan cari pekerjaan di sini. Banyak lapangan kerja yang tersedia,” imbuhnya.
Donal mencontohkan beberapa sektor yang terbuka di Nunukan, seperti perkebunan sawit, pertambangan, hingga budidaya rumput laut, sehingga warga Indonesia tak perlu jauh-jauh kalau di daerah sendiri masih bisa bekerja lebih layak.
“Kalau uang kalian tidak habis di narkoba, kalian bisa punya rumah, usaha, dan anak-anak yang sekolah tinggi. Itu yang patut dibanggakan,” tambahnya.
Donal juga mengapresiasi kehadiran pemerintah, TNI, Polri, dan BP2MI yang selalu siap membantu PMI deportan. “Kalau mereka tidak ada, bisa jadi kalian tidur di jalan, Bersyukurlah masih diperhatikan negara,” ungkapnya.
Ia menutup pesannya dengan harapan agar para deportan tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama.
“Ini waktunya kalian berubah, Jadilah pelindung keluarga,. Jangan kembali ke Malaysia tanpa dokumen resmi,” pungkasnya.***
Teks/Foto : Taufik, S.KSi, M.IKom (Tim Publikasi SEKRETARIAT DPRD )
Editor : Taufik, S.KSi, M.IKom