SIMP4TIK News - Sebagai komitmen dalam melakukan percepatan, pencegahan dan penurunan stunting dan kemiskinan ekstrim, Pemerintah Kabupaten Nunukan  gelar Rembuk Stunting dan Koordinasi Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim bertempat di Lantai 4 Kantor Bupati Nunukan, Selasa (28/2).

Sebagaimana diketahui bahwa stunting dan kemiskinan keduanya merupakan prioritas pembangunan nasional. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak baik pertumbuhan  tubuh maupun otak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama, sehingga anak pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.

Sama halnya dengan kemiskinan ekstrim, kondisi ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar, yaitu makanan, air bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan dan akses informasi yang tidak hanya terbatas terhadap pendapatan, tapi juga akses pada layanan sosial.

Menurut Wakil Bupati H. Hanafiah SE MSi, jika berdasarkan survei status gizi Indonesia (SSGI) Kabupaten Nunukan masih perlu menurunkan prevalensi stunting 16,5% ditahun 2024. Untuk itu perlu komitmen bersama serta kolaborasi semua pihak untuk percepatan penurunan dan penanganan stunting.

"Rembuk stunting ini merupakan suatu kegiatan preventif mengantisipasi bertambahnya balita stunting dan strategis penanganan secara komprehensif sekaligus merupakan salah satu aksi dari konvergensi percepatan penurunan stunting yang terintegrasi di Kabupaten Nunukan" ucap Hanafiah.

Begitu pula dengan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrim tahun 2024 target nasional 0% angkat kemiskinan secara nasional pada tahun 2022 9,57% Kabupaten Nunukan berada pada desil 1 - 3 dengan jumlah penduduk miskin 10.564 KK dan 49.612 Jiwa.

"Percepatan penghapusan kemiskinan ekstrim memerlukan upaya terpadu dan sinergi ditingkat pusat dan daerah melalui tiga strategi utama yaitu, pengeluaran beban masyarakat, peningkatan pendapatan masyarakat dan penurunan jumlah kantong-kantong kemiskinan," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Wakil Bupati H. Hanafiah mengimbau kepada seluruh pimpinan perangkat daerah, camat, lurah dan kepala desa agar segera melakukan mobilisasi dan penanganan kepada penderita stunting.

"Melalui momentum ini saya sangat berharap komitmen kita bersama, agar hasil dari Rembuk Stunting dan Koordinasi Percepatan Penghapusan Kemiskinan ini disusun rencana intervensi spesifik maupun sensitif. Terkhusus untuk intervensi melalui program ayah bunda asuh anak stunting yang merupakan inovasi Kabupaten Nunukan dalam percepatan penurunan stunting terhitung 1 Maret sudah terlaksana secara kolaboratif oleh semua OPD," tegasnya. (*)

Teks/Foto : Masdiana (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )

Editor : Asa Zumara, SS