NUNUKAN, SIMPATIK – Anggota DPRD Nunukan, H. Firman Latif menyayangkan sistem zonasi yang terapkan di SMA 1 Sebatik Induk, Sekolah ini, tidak mencover siswa SMP di desa Balansiku padahal masih berada di wilayah yang sama. .
Hal ini disampaikannya usai menggelar monitoring, Rabu (16/4/25) di Kecamatan Sebatik Kabupaten Nunukan bersama anggota legislatif Nunukan.
“ Padahal Zona SMA 1 Sebatik Induk ini, satu kecamatan dengan desa balansiku, ” kata H. Firman.
Hal ini kata H. Firman berdasarkan keterangan warga Desa Balansiku, hanya siswa berprestasi yang diterima, sementara lulusan SMP yang ingin juga bersekolah di SMA tersebut justru tidak diakomodir, kondisi ini, menurutnya menunjukkan ketidakadilan dalam penerimaan siswa baru.
" Jadi sistem Zonasi itu harus dievaluasi, karena ada beberapa desa yang juga masih dikecamatan sebatik induk seperti desa tanjung karang, padaidi dan sungai manurung siswanya bisa diterima, kenapa siswa di desa balansiku tidak, yang diakomodir hanya jalur prestasi," ungkapnya
Ia menilai perlu ada evaluasi ulang terhadap kebijakan zonasi agar peserta didik di desa Balansiku memiliki kesempatan yang sama dengan tiga desa di Kecamatan Sebatik Induk.
“ Kami berharap pemerintah kususnya dinas Pendidikan mengambil langkah konkret untuk memperbaiki sistem penerimaan sekolah ini, sehingga semua siswa dapat mengakses pendidikan tanpa hambatan geografis atau administratif.” Lanjutnya.
Selain monitoring dibidang Pendidikan, H. Firman Latif juga menyentil akses jembatan kayu yang digunakan warga sebagai tempat penjemuran ikan di RT 04 desa Tanjung Karang.
Wakil ketua Fraksi Partai Nasdem ini menjelaskan adanya aktifitas warga di jembatan kayu itu membuat jalan semakin sempit, padahal kepala Desa sudah menyiapkan Lokasi pengeringan ikan di desa tersebut.
“ Kami minta Dinas Perikanan menganggarkan tempat pengeringan ikan itu karena lokasinya sudah tersedia,” kata H. Firman
Akses jalan di desa yang juga butuh peningkatan badan jalan, karena sejak tahun 2018 jalan H. Junudi I,dan II menuju jembatan kayu di RT 04 Tanjung karang belum ada peningkatan jalan, akibatnya kondisi badan jalan sudah buruk.
“ Disitu ada pertokoan grosir masyarakat dan nelayan, kios kios pedagang juga membeli di situ, sementara kondisi jalan sudah tidak layak, Kami minta jalan ini segera ditingkatkan apakah nantinya itu rabat beton atau butas agar usaha ekonomi masyarakat lancar,” tambahnya.
Panjang jalan yang dimaksud sekira 1 kolimeter menjadi akses perputaran ekonomi warga, selain warga setempat, masyarakat dari kecamatan lain pun datang berbelanja di grosir itu.
Selain itu, hasil monitoring H, Firman Latif juga menyoroti Pembangunan bendungan di bidang Pertanian yang menelan anggaran sebesat Rp. 1,6 Milyar yang saat ini tidak difungsikan baik oleh para petani untuk mendistribusikan air ke area persawahan.
“ Pintu air bendungan tidak ada yang bisa mengatur suplay air ke area persawahan, padahal anggarnnya lumayan besar, ini kemungkinan perencanaannya keliru,” ungkap mantan kepala Desa Balansiku ini.***
Teks/Foto : Taufik, S.KSi, M.IKom (Tim Publikasi SEKRETARIAT DPRD )
Editor : Taufik, S.KSi, M.IKom