Nunukan, SIMP4TIK –  Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nunukan merilis data inflasi terbaru untuk bulan September 2025, Rabu (1/10/2025).

Kepala BPS Nunukan, Iskandar Ahmaddien, menyampaikan bahwa secara umum inflasi di Kabupaten Nunukan masih dalam kondisi stabil dan terkendali, bahkan mengalami deflasi secara bulanan.

“Pada bulan September 2025, inflasi year-on-year (y-o-y) Kabupaten Nunukan tercatat sebesar 1,84 persen. Sedangkan secara month-to-month (m-to-m) kita mengalami deflasi sebesar -0,36 persen. Untuk year-to-date (y-to-d), inflasi tercatat sebesar 1,62 persen,” ujar Iskandar, Rabu (1/10/2025).

Ia menjelaskan bahwa komoditas utama yang mendorong inflasi tahunan berasal dari sektor pangan dan barang non-pangan. 

“Tomat, emas perhiasan, ikan bandeng atau ikan bolu, ketimun, dan bawang merah adalah lima komoditas utama yang menyumbang inflasi tahunan, ini menunjukkan bahwa faktor konsumsi rumah tangga, terutama pangan, masih cukup berpengaruh terhadap pergerakan harga di Nunukan,” terangnya.

Sementara itu, untuk inflasi secara bulanan, justru beberapa jasa mengalami kenaikan harga. 

“Tarif gunting rambut pria dan wanita mengalami kenaikan yang cukup mencolok, selain itu juga ada pasir, mangga, dan daging ayam ras yang turut menyumbang inflasi bulanan,” jelas Iskandar.

Namun, penurunan harga beberapa bahan pokok ikut menahan laju inflasi, bahkan mendorong terjadinya deflasi bulanan. 

“Komoditas yang mengalami penurunan harga dan berkontribusi pada deflasi adalah ikan layang atau ikan benggol, cabai rawit, ikan kembung, ikan bandeng, dan tomat,” tambahnya.

Iskandar juga menegaskan bahwa jika dibandingkan dengan inflasi nasional maupun daerah lain di Kalimantan Utara, angka inflasi Nunukan tergolong rendah dan tetap berada dalam batas yang aman.

“Secara nasional, inflasi y-o-y berada di angka 2,65 persen, sedangkan Nunukan hanya 1,84 persen, ini menunjukkan bahwa pengendalian harga di daerah kita cukup berhasil,” ungkapnya.

Untuk perbandingan daerah lain di Kaltara, inflasi gabungan provinsi tercatat sebesar 2,32 persen secara tahunan, dengan deflasi tipis -0,01 persen secara bulanan. 

Kota Tarakan mengalami inflasi tahunan sebesar 2,46 persen, dengan inflasi bulanan 0,35 persen. 

Sementara Tanjung Selor mencatat inflasi tahunan tertinggi di Kaltara, yakni 2,74 persen, tetapi juga mengalami deflasi bulanan terdalam, sebesar -0,53 persen.

“Secara keseluruhan, kondisi inflasi Kabupaten Nunukan menunjukkan tren positif, kami akan terus memantau pergerakan harga, terutama menjelang akhir tahun, agar stabilitas ekonomi tetap terjaga dan daya beli masyarakat tidak terganggu,” tutup, Iskandar.

Foto : BPS

Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )

Editor : Asa Zumara, SS, M.IKom