Krayan, SIMP4TIK – Peserta dari kelompok tani Desa Wa’Libuh, Kecamatan Krayan Barat, dengan nomor urut 13, berhasil mencuri perhatian warga dalam pawai budaya peringatan Hari Ulang Tahun ke-26 Kabupaten Nunukan.
Dengan penuh semangat, kelompok ibu-ibu ini membawa nuansa khas pedesaan ke tengah pawai yang digelar di dataran tinggi Krayan Raya pada Jumat (24/10/2025).
Mereka tampil sederhana namun memikat, mengenakan pakaian bertani lengkap dengan topi saung atau “Rong Basung”, para peserta membawa bakul (bu’an) di pundak, memanggul cangkul, dan menenteng tampi.
Beberapa di antaranya juga membawa “tanyen”, wadah tradisional yang digunakan untuk membawa benih atau hasil panen.
Saat tiba di panggung kehormatan, kelompok tani ini berhenti sejenak, memberi hormat, dan menyapa Bupati Nunukan, H. Irwan Sabri, bersama istrinya, Ny. Andi Annisa Muthia Irwan.
“Selamat ulang tahun Kabupaten Nunukan yang ke-26," seru salah satu perwakilan dengan lantang.
Suasana semakin hangat ketika mereka meneriakkan yel-yel dalam bahasa daerah, “Ba kukud ba tang!”, yang berarti “basah kaki, basah mulut” ungkapan semangat kerja keras para petani di pegunungan Krayan.
Yel-yel itu sontak mengundang tawa dan tepuk tangan meriah dari masyarakat dan tamu undangan yang turut menyaksikan.
Sebagai penutup penampilan, kelompok tani Wa Libuh memberikan persembahan simbolis kepada Bupati berupa berbagai jenis beras hasil panen mereka, mulai dari beras ketan, merah, hitam, hingga putih.
“Ini hasil jerih payah kami, semoga bisa menjadi simbol kemakmuran masyarakat Krayan,” ujar perwakilan kelompok dengan tulus.
Kepada istri Bupati, mereka juga menyerahkan topi saung (Basung) yang langsung dikenakan dengan senyum ramah, disertai pemberian beberapa kerajinan tangan seperti tampi dan tikar anyaman.
Penampilan kelompok tani Wa Libuh ini menjadi salah satu momen paling berkesan dalam pawai budaya Krayan Raya tahun ini.
Kesederhanaan mereka justru memancarkan makna mendalam tentang kerja keras, kebersamaan, dan rasa cinta terhadap budaya lokal yang terus dijaga oleh masyarakat di perbatasan Indonesia–Malaysia.(*)
Foto : Darlet
Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )
Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom