Nunukan, SIMP4TIK - Kepala Bidang PAUD dan Pendidikan Nonformal Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan, Marliah, menyampaikan apresiasi sekaligus pesan penting kepada para pendidik PAUD dalam kegiatan peringatan Hari Guru Nasional.
Ia menegaskan bahwa meski status pendidik PAUD nonformal secara aturan masih tercatat sebagai tutor, semangat mereka sebagai guru tidak pernah berkurang.
“Walaupun sebenarnya guru PAUD ini belum statusnya guru, kita ini masih tutor karena kita nonformal, tapi kita merasa kita ini sebagai guru,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa semangat para pendidik PAUD dalam menyambut Hari Guru Nasional tidak pernah surut meski peran mereka masih sering dianggap berbeda dari guru formal.
Marliah juga menyampaikan harapan besar terhadap upaya pemerintah pusat, termasuk anggota DPR RI di Komisi X, untuk memperjuangkan kesetaraan antara guru formal dan nonformal.
“Semoga ke depannya kesetaraan itu bisa tercapai, sehingga bunda-bunda nanti bisa mengikuti PPG dan mendapatkan sertifikatnya,” katanya.
Ia juga berterima kasih kepada Bunda PAUD Kabupaten Nunukan yang selalu hadir mendampingi kegiatan meski dengan jadwal yang sangat padat.
“Walaupun bunda sesibuk apa pun, beliau tetap menghargai undangan kita,” ucapnya.
Dalam sambutannya, Marliah menyinggung tentang peningkatan insentif bagi pendidik PAUD yang akan terealisasi pada 2026.
Ia mengingatkan bahwa kenaikan insentif harus dibarengi dengan tanggung jawab dan kedisiplinan.
“Kalau pemerintah sudah memberikan apa yang bunda minta, maka tolong ada timbal baliknya. Jangan sampai satu hari turun, empat hari tidak turun. Dengan kenaikan insentif ini, semoga bunda-bunda semakin giat,” pesannya.
Ia juga menekankan pentingnya kehadiran guru PAUD dalam pertemuan rutin bulanan, karena di sanalah berbagai persoalan bisa dibahas dan dicarikan solusinya.
“Pastilah setiap lembaga harus ada yang turun, kita tidak tahu permasalahan apa yang dibahas kalau bunda tidak hadir. Ketika ada masalah pembelajaran atau orang tua murid, bahaslah di pertemuan itu, pasti ada solusinya,” ujarnya.
Marliah menjelaskan bahwa tahun ini banyak bantuan yang disalurkan, seperti mobiler dan perangkat AFI. Namun ia meminta para pendidik untuk bersabar karena bantuan harus dibagikan secara bertahap kepada 188 lembaga PAUD di Nunukan.
“Indah pada waktunya. Orang jauh itu dapat dulu, nanti kita putar. Yang dapat tahun ini mungkin lima tahun ke depan baru dapat lagi. Semua ada prosesnya,” katanya.
Ia mengingatkan agar segala keluhan atau masalah disampaikan terlebih dahulu melalui organisasi Himpaudi sebelum naik ke tingkat kabupaten.
“Tidak usah terlalu jauh melangkah. Tidak usah ke DPR, tidak usah ke Bupati. Sampaikan dulu ke organisasi. Kalau mereka tidak bisa memutuskan, baru kami naikkan ke yang lebih atas,” jelasnya.
Mengakhiri sambutannya, Marliah berharap seluruh guru PAUD tetap kompak dan saling mendukung dalam menjalankan tugas mulia mendidik anak-anak usia dini di Kabupaten Nunukan.
“Supaya kita semua baik, solid, dan selalu semangat,” tutupnya.(*)
Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )
Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom