Krayan, SIMP4TIK - Balai Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM) menggandeng masyarakat adat Dayak Lundayeh dalam menjaga kelestarian hutan sekaligus mengangkat potensi lokal melalui produk unggulan Beras Adan.

Beras Adan bukan sekadar komoditas pangan, Ia adalah warisan budaya masyarakat Dayak Lundayeh, ditanam secara organik di tanah subur Krayan, dengan air murni dari hulu sungai.

Teksturnya pulen dan legit, beraroma harum, dan mengenyangkan, benihnya diturunkan dari generasi ke generasi, tanpa rekayasa genetik, menjadikannya simbol identitas dan kearifan lokal.

“Keunggulan Beras Adan yaitu diproduksi secara organik, tanpa pupuk kimia dan pestisida, benihnya pun merupakan warisan nenek moyang masyarakat Krayan,” terang, Hery Gunawan, Kepala Seksi Pengelolaan TN Wilayah I Long Bawan.

Keberadaan Beras Adan tidak bisa dilepaskan dari ekosistem hutan dan sumber air di kawasan taman nasional, oleh karena itu, TNKM memandang bahwa konservasi alam adalah fondasi pembangunan berkelanjutan, bukan hambatannya.

“Kami percaya bahwa menjaga hutan tidak bertentangan dengan Pembangunan, justru itu pondasi kesejahteraan masyarakat Krayan,” ujar, Seno Pramudito, Kepala Balai TNKM.

Melalui program Desa Binaan, TNKM mendampingi masyarakat Krayan dalam meningkatkan kapasitas pertanian organik Beras Adan.

Dukungan yang diberikan mencakup, pembentukan kelompok tani binaan di lima kecamatan Krayan, pelatihan dan peningkatan kapasitas petani, bantuan alat pertanian seperti hand tractor, mesin giling, dan alat pengemasan, serta penguatan kelembagaan dan akses pasar

“Kami meningkatkan kapasitas masyarakat dengan melibatkan stakeholder seperti Dinas Pertanian Kabupaten Nunukan,” ungkap, Hery Gunawan.

Kini, Beras Adan telah menjadi simbol keberhasilan kolaborasi antara konservasi dan ekonomi lokal, permintaannya meningkat, termasuk dari luar negeri.

“Pembeli terbanyak justru berasal dari Malaysia, karena akses jalan lebih mudah dibanding ke wilayah lain di Kaltara yang harus menggunakan pesawat,” tutur Hery Gunawan.

Secara administratif, kawasan TNKM di Resort Krayan mencakup lima kecamatan, masyarakat tinggal di wilayah penyangga taman nasional, lokasi strategis untuk menjalankan program pemberdayaan yang berbasis konservasi.

Meski menghadapi tantangan akses dan logistik, semangat masyarakat adat dan peran aktif Balai TNKM menjadi kunci utama dalam menjaga keberlanjutan Beras Adan.

“Ini bukan sekadar urusan pangan, tetapi juga menyangkut identitas, warisan, dan masa depan,” tutup Hery Gunawan.(*)

Foto : Jalil 

Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )

Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom