Jember, SIMP4TIK – Setelah menyerap berbagai inovasi di KIM Tirto Gumitir, rombongan dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Nunukan melanjutkan kunjungan ke KIM Reng Tegalgede di kota Jember, disambut hangat oleh Lurah Tegalgede, Abdul Khamil, di ruang kerjanya pada Selasa (1/07/2025).
Abdul Khamil menyoroti perbedaan tatanan antara lingkungannya dan Desa Suko Mulyo. “Kami di Kelurahan Tegalgede tidak punya potensi wisata yang diunggulkan. Sehingga putar otak untuk memberdayakan masyarakat melalui KIM. Akhirnya tercetus ide membuat podcast dan beberapa usaha seperti ternak lele. Yang terbaru kami mencoba ternak magot,” jelasnya. Inisiatif usaha pengolahan magot (larva black soldier fly) menjadi andalan baru yang digarap bersama warga setempat.
KIM Info Reng Tegalgede yang baru saja merayakan ulang tahun pertamanya pada Juli 2024 ini dikenal dengan inisiatif Ruang Diskusi Terbuka (RDT) yang berada di area RUMANTIS (Rumah Integrasi Layanan dan Informasi Statistik) Kelurahan Tegalgede.
RDT menjadi wadah bagi masyarakat untuk berdiskusi, menyampaikan aspirasi, dan mencari solusi atas berbagai permasalahan secara partisipatif.
Kegiatan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan Satpol PP, yang turut berperan dalam menjaga ketertiban dan keamanan selama diskusi berlangsung.
Rombongan Diskominfo Nunukan juga berkesempatan tampil di podcast produksi KIM Reng Tegalgede. Mawan, Ketua KIM setempat, menjelaskan awal mula mereka podcast hanya bermodalkan ponsel dan aplikasi CapCut.
“Dari video podcast yang rutin kami unggah di YouTube, akhirnya kami punya nilai jual ke masyarakat. Pelan pelan kami membeli alat‑alat penunjang podcast seperti microphone, lighting dan laptop,” ungkapnya.
Mursan Sakka, Kabid IKP Diskominfo Nunukan, menyatakan antusias menyambut tawaran tampil di podcast. Ia pun mengakui bahwa kali ini adalah debutnya di dunia podcast. “Kami di Nunukan juga ada podcast. Beberapa kali ditawari Bu Asa untuk tampil, masih saya tunda terus. Akhirnya pertama kali tampil malah di sini (Jember),” katanya dengan senyuman.
Langkah ini menunjukkan betapa pendekatan inovatif berbasis teknologi dan partisipasi masyarakat bisa menembus keterbatasan geografis dan sumber daya alam. Dari model wisata dan digitalisasi di Tirto Gumitir ke pendekatan inklusif seperti podcast dan budidaya magot di Tegalgede, rombongan Diskominfo Nunukan mendapatkan banyak inspirasi praktis.
Harapannya, apa yang diperoleh di Jember dapat diadaptasi sesuai kondisi Nunukan – mulai dari podcast sebagai sarana komunikasi publik hingga skema pemberdayaan lokal berkelanjutan lewat agribisnis sederhana. KIM Reng Tegalgede membuktikan bahwa kreativitas dan kolaborasi bisa menjadi pijakan kemajuan desa dan kelurahan modern di era digital.
Teks/Foto : Asa Zumara, SS, M.IKom (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )
Editor : Asa Zumara, SS, M.IKom