Nunukan, SIMP4TIK - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Nunukan dalam program Gerakan Pangan Murah (GPN) telah menyalurkan 30 ton lebih komoditas beras kepada masyarakat hingga Maret 2024.
Kepala DKPP Kabupaten Nunukan Muhtar, S.H, M.Si mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan menyediakan anggaran hingga Rp200 juta untuk GPM 2024.
Dimana melalui GPN tersebut pemkab menyediakan beras dari petani lokal di Sebatik, dan mensubsidinya untuk masyarakat di pulau Nunukan.
"Selama 3 bulan sudah ada 30 ton masuk, nanti di bulan ke 4, 10 ton lagi, setiap bulan 10 ton selama 10 bulan kita laksanakan, beras tersebut dibeli dari petani dengan harga Rp130 per 10kg, dan dijual kemasyarakat dengan mensubsidi nya Rp15.000, sehingga dijual kemasyarakatan hanya Rp115.000," terang Mukhtar, Sabtu (16/3/2024).
Selain itu, Kabupaten Nunukan juga mendapatkan bantuan dari Badan Pangan Nasional (Bapenas) senilai Rp60 juta serta bantuan dari Pemerintah Provinsi Kaltara Senilai Rp15 juta.
"Bantuan tersebut adalah beras kepada masyarakat dari Bapenas dilaksanakan 4 kali dalam 1 tahun karena dananya lambat keluar, kemungkinan akan dilaksanakan bulan oktober hingga Desember mendatang," ujarnya.
Muhtar menuturkan pada pasar pangan murah sebelumnya, pihaknya telah menyediakan atau menjual komoditas sebanyak 30 ton beras, Gula 1 ton, Telur 150, Bawang merah 1 ton, Bawang putih 500 kilogram, dan Tepung 1 ton.
"GPN ini sebetulnya untuk 9 barang pokok, namun kami fokus untuk beras karena beras inflasinya capai 5,7 persen, sedangkan komoditas yang lain hanya 2 persen, kenaikannya, bahkan ada yang deflasi atau mengalami penurunan seperti cabe sebelumnya diharga Rp80 - Rp 100 ribu, kini hanya Rp50 - Rp60 ribu per kilogram," bebernya.
Menurut Muhtar GPM termasuk sangat efektif untuk menekan inflasi di Kabupaten Nunukan, sehingga Ia berharap pemerintah pusat dan provinsi dapat menambah bantuan ke daerah Nunukan.
"Semoga dari pusat dan provinsi dapat menambah bantuannya, apa lagi GPN betul-betul menghambat inflansi untuk 9 bahan pokok makanan dan minuman," imbuhnya.
Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )
Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom