Nunukan, SIMP4TIK - Kabupaten Nunukan kembali menorehkan kebanggaan di tingkat nasional. Tahun ini, dua putra-putri terbaiknya, Muthia Zakiyah Romdhanny dan Muhammad Rizky, berhasil lolos sebagai nominasi Duta Budaya Indonesia (DBI) 2025 yang akan digelar di Solo (Kota Surakarta, Jawa Tengah) pada November mendatang.
Muthia, siswi SMA Negeri 1 Nunukan yang akrab disapa Kiyah, menuturkan bahwa perjalanannya menuju DBI 2025 cukup panjang. Ia pertama kali mengetahui ajang ini dari media sosial, lalu mendaftar karena dorongan cintanya terhadap kebudayaan daerah. Setelah itu, Kiyah mengikuti seleksi administrasi, wawancara, hingga tes pengetahuan budaya yang dilaksanakan secara daring.
“Seleksinya tidak mudah, ada tes sejarah, tradisi, hingga potensi lokal. Selain itu ada penilaian bakat, public speaking, dan kemampuan mengampanyekan budaya secara kreatif,” ujar Kiyah.
Keberhasilan ini, menurutnya, bukan hanya kebanggaan pribadi tetapi juga tanggung jawab besar. “Ini kesempatan untuk memperkenalkan kearifan lokal Nunukan agar lebih dikenal luas, khususnya budaya Suku Tidung yang selama ini belum banyak terekspos,” tambahnya.
Menjelang ajang nasional tersebut, Kiyah mematangkan persiapan dengan memperdalam pengetahuan budaya lokal dan nasional, melatih keterampilan komunikasi, serta menyiapkan busana tradisional daerah. Tantangan terbesar yang ia hadapi adalah membangun kepercayaan diri di depan publik.
“Bukan hanya soal menguasai materi budaya, tapi bagaimana saya bisa tenang dan meyakinkan ketika menyampaikannya. Karena itu, saya banyak berlatih bicara di depan orang lain dan menerima masukan dari pembimbing,” jelasnya.
Sementara itu, Muhammad Rizky yang juga menjadi wakil Nunukan tengah menjalani persiapan serupa. Keduanya diharapkan dapat saling menguatkan untuk tampil maksimal membawa nama baik daerah.
Kepala Disbudporapar Kabupaten Nunukan, Abdul Halid, ST., M.A.P., menyampaikan apresiasinya atas capaian dua perwakilan tersebut. “Kami bangga generasi muda Nunukan berani tampil di tingkat nasional dengan membawa identitas budaya. Pemerintah daerah siap memberikan pendampingan dan fasilitas agar mereka dapat tampil maksimal,” ujarnya.
Senada, Kepala Bidang Kebudayaan dan Pembinaan Kesenian, Dra. Sadariah, menegaskan bahwa DBI bukan hanya sekadar kompetisi. “Ini wadah pembelajaran dan promosi budaya. Kami ingin Kiyah dan Rizky tampil tidak hanya dengan pengetahuan budaya, tetapi juga dengan kepercayaan diri sebagai wakil daerah,” ungkapnya.
Meski baru Kiyah yang sempat diwawancarai, baik ia maupun Muhammad Rizky kini sama-sama menyiapkan diri untuk bersaing di tingkat nasional. Dengan dukungan pemerintah daerah, komunitas budaya, keluarga, dan masyarakat, keduanya diharapkan mampu membawa identitas budaya Nunukan ke panggung Indonesia.
“Saya ingin membuktikan bahwa anak muda Nunukan bisa menjadi duta budaya yang membanggakan. Semoga langkah ini menginspirasi teman-teman lain untuk juga mencintai dan menjaga budaya daerah kita,” tutup Kiyah.(*)
Teks/Foto : Iwan Alfian Asan S.Pd (Tim Publikasi DINAS KEBUDAYAAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA SERTA PARIWISATA )
Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom