Nunukan Selatan, SIMP4TIK - Di Aula Kantor Kecamatan Nunukan Selatan, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk & KB (Dinkes P2KB) menyelenggarakan “Rembuk Stunting” sekaligus pembinaan dan monitoring-evaluasi TPPS Kecamatan Nunukan Selatan, yang secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati sekaligus Ketua TPPS Kabupaten, Hermanus, S.Sos, Senin (7/7/2025).

Acara diawali sambutan penuh harap dari Ketua TPPS Kecamatan, Ramsidah, S.KM., M.M. Ia menyampaikan fakta akhir 2024: prevalensi stunting 10 persen —103 kasus tersebar di Selisun, Mansapa, dan Tanjung Harapan. Hingga Mei 2025, angka berkurang menjadi 72, namun dua kelurahan Mansapa dan Tanjung Harapan masih jadi lokus stunting. Faktor pemicunya yakni rendahnya kesadaran posyandu dan mobilitas tinggi masyarakat yang fokus pada usaha rumput laut, sampai lupa memerhatikan kesehatan keluarga.

Dalam sambutannya, Hermanus, S.Sos selaku Ketua TPPS Kabupaten menegaskan bahwa meski tren stunting di kabupaten turun, masalah ini butuh kerja kolektif dari semua pihak: pemerintah, swasta, tokoh masyarakat, ibu PKK—bahkan semua lapisan. Evaluasi data nyata di lapangan penting agar strategi yang dijalankan tepat sasaran.

Puncak kegiatan adalah materi pembinaan dari Dinkes P2KB yang memaparkan Panduan Teknis Aksi Konvergensi Daerah—agar TPPS seluruh tingkatan dapat menjalankan program penurunan stunting secara terarah, bergerak bersama berdasarkan bukti data.

Selain itu, disosialisasikan pula program GENTING (Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting) —sebuah kolaborasi gotong‑royong masyarakat untuk jadi “orang tua asuh” keluarga berisiko. Program ini mencakup bantuan nutrisi, non-nutrisi, akses air bersih, pendidikan, bahkan perumahan sehat sebagai bagian dari intervensi stunting.

Dari rembuk ini muncul empat kesepakatan konkret. Pertama, dibentuk tim data aksi konvergensi: melibatkan operator & verifikator dari kecamatan, puskesmas, dan PKB, semuanya di bawah pengawasan Camat Nunukan Selatan. Kedua, akan digelar rapat teknis lanjutan, dengan mengundang calon orang tua asuh program GENTING. Ketiga, disiapkan data keluarga risiko stunting (KRS)—minimal 5 balita per keluarga, sebagai titik acuan program. Keempat, TPPS Kecamatan dan Kelurahan siap “turun ke lapangan” untuk memverifikasi sasaran dan mendukung secara menyeluruh program GENTING.

Rembuk ini menjadi momentum penguatan sinergi: dari data akurat, strategi terpadu, hingga peran aktif masyarakat dalam mendampingi keluarga yang rentan. Dengan semangat kolaborasi—pemerintah, perangkat daerah, swasta, dan warga—Nunukan Selatan yakin mampu menurunkan stunting lebih cepat dan membangun generasi masa depan yang lebih sehat.

Teks/Foto : Putri Sartika Dewi, S.KM (Tim Publikasi DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK & KELUARGA BERENCANA )

Editor : Asa Zumara, SS, M.IKom