Tarakan, SIMP4TIK – Pameran “Karya Kreatif Benuanta” (KKB) 2025 yang digelar oleh Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Utara, di Tarakan Art dan Convention Center (TACC), Kecamatan Tarakan Timur, selama tiga hari, mulai 31 Oktober hingga 2 November 2025.
Sebanyak 90 pelaku usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) se Kaltara hadir memamerkan produk-produk mereka, stand UMKM dari Kabupaten Nunukan juga terlihat memamerkan produk, berupa olahan hasil petani rumput laut dan hasil kerajinan batik.
Salah satu pelaku usaha kreatif UMKM Menara Arina, yang mengkhususkan diri pada olahan rumput laut yang merupakan sumber daya alam Nunukan. Diolah menjadi amplang dan krupuk.
“Kali ini kami kembali mengikuti pemeran dengan membawa produk hasil olahan rumput laut, seperti kerupuk rumput laut dan amplang rumput laut dan bahkan ada juga bolu berbahan dasar tepung rumput laut," ujar Arina, pemilik usaha olahan tersebut.
Arina berharap melalui keikutsertaan di KKB 2025, produk olahanya makin bisa dikenal dan mendapat perhatian dari para pengunjung pameran.
“Harapan saya produk kami dari Nunukan ini lebih dikenal lagi, dan melalui pameran ini pemasaran akan semakin lebih mudah dikenal dan pengunjung pameran mau datang untuk membeli produk serta membantu mempromosikannya juga," ucapnya.
Senada dengan Arina, Rahayu Suryani, pelaku usaha batik Lulantatibu juga berharap melalui pameran KKB 2025, yang telah digelar 3 hari dan dibuka, oleh Wakil Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Ingkong Ala, pada Jumat (31/10/2025), hasil karya mereka makin diminati dan batik khas Kabupaten Nunukan makin terkenal.
“Dengan seringnya diadakan pameran seperti ini, tentu Pemasaran kami lebih meningkat lagi. Lebih dikenal ke masyarakat baik dari Kaltara sendiri maupun dari luar daerah," ujar Suryani.
Suryani yang telah menggeluti usaha batik sejak tahun 2017 mengatakan, bahwa batik Lulantatibu yang dipasarkan selain menggunakan pewarna sintetis juga ada yang menggunakan pewarna alam, seperti dari kulit pohon bakau.
“Dalam even ini kami membawa batik-batik warna alam yang hasil produksi dari Kabupaten Nunukan, agar juga bisa dikenal oleh orang-orang se-Kalimantan Utara. Dimana warna alam yang kami gunakan untuk warna biru dari pasta indigo yang dicampur dengan gula merah. Ada juga yang kami gunakan, menggunakan kulit kayu bakau. Dan daun Ketapang. Tujuan kami juga mendukung produk -produk yang ramah lingkungan," jelasnya.
Dengan membawa sebanyak 20 lebih pcs batik. Dijual mulai harga Rp 300.000 hingga Rp 500.000, kain batik Lulantatibu, selain sehari-hari dipasarkan melalui media sosial, dalam pameran ini juga semua bisa terjual.
“Alhamdulillah selama pemasarannya melalui medsos, yang juga peminatnya. Apalagi kami sudah terdaftar di LPSE. Jadi kami punya katalog di pemerintah daerah. Sehingga kalau dinas-dinas atau OPD yang mau pesan batik itu melalui E-katalog saja ucapnya.
Ia juga menyampaikan, sejauh ini selain perhatian dari Bank Indonesia, perhatian dari Pemkab Nunukan juga dirasakan sangat baik, dalam segi pemasaran dan lain-lain.
“Alhamdulillah pemerintah sangat mendukung. Apalagi ada arahan surat edaran dari Bupati Kabupaten Nunukan. Dalam satu minggu ada dua hari ditentukan harus mengenakan atau menggunakan batik khas Kabupaten Nunukan. Sehingga ini sangat membantu kami dalam meningkatkan penjualan hasil batik," tuturnya.
Pameran KKB yang memasuki tahun ke-6 ini bertujuan utama untuk mempromosikan dan meningkatkan daya saing UMKM lokal.
Upaya ini dilakukan melalui serangkaian program terukur seperti penjualan, pembiayaan, kurasi, onboarding, dan capacity building.
Sedangkan pengangkatan Budaya Lokal, dilakukan melalui kreasi budaya daerah dan peningkatan UMKM kerajinan sebagai pendorong ekonomi kreatif.(*)
Foto : Mulya
Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )
Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom