SIMP4TIK News - Pelaksanaan Isra mi'raj nabi Muhammad SAW 1444 H/2023 M mengusung tema "Semangat Isra Mi'raj untuk Menguatkan Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathaniyah dan Ukhuwah Insaniah" di Masjid Hidayaturrahman Islam Center Nunukan dihadiri oleh Wakil Bupati Nunukan, Kepala OPD, Forkopimda, ASN dan non ASN yang berada di lingkup pemerintah Kabupaten Nunukan pada Jum'at (3/3). Acara Peringatan Isra' MI'raj ini mengundang penceramah dari pengasuh Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang KM.H.Usman Pateha, S.Hi,M.Pd yang juga sebagai penceramah di acara Damai Indionesiaku TV One.

Hanafiah dalam sambutannya menyampaikan peringatan serta pemaknaan isro’ dan mi’roj bukan semata-mata untuk mengingat peristiwanya saja, namun lebih pada bagaimana kita merekam berbagai pengalaman spiritual yang dialami Nabi Muhammad SAW, dengan dua macam peristiwa, yakni perjalanan horisontal dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, serta perjalanan vertikal dari Masjidil Aqsha ke Sidrotul Muntaha, dimana disini beliau nabi muhammad saw mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk melaksanakan kewajiban beribadah yaitu sholat lima waktu.

Kewajiban sholat ini harus ditegakkan bagi umat islam seluruh dunia sampai hari kiamat nanti, bahkan menjadi salah satu dari lima rukun islam. Sholat merupakan amalan ibadah yang pertama kali dihisab oleh Allah SWT di hari qiyamat. Apabila amalan sholat kita dinilai baik, maka ikut baik pula amal ibadah yang lain. Tapi sebaliknya, jika sholat kita dinilai jelek oleh Allah, jelek pula amal yang lainnya. Oleh karena itu kita diwajibkan menegakkan sholat dengan tepat waktu, khusu’ dan tuma’ninah dalam menjalankan

Dari peristiwa isro’ dan mi’roj ini, hendaklah menjadikan pelajaran dan hikmah bagi umat islam. Perjalanan ini memiliki hikmah dalam rangka membangun hubungan manusia seutuhnya, baik secara vertikal antara manusia dengan Allah SWT yaitu dengan tertib melaksanakan ibadah sholat dengan khusu’ dan tuma’ninah, maupun secara horisontal antar sesama manusia dan alam sekitarnya. Sebuah hikmah yang menuntut umat islam untuk menjalankan hidup di dunia secara seimbang, mengendalikan diri dan berjuang untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Termasuk dalam melaksanakan tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.

"Sejalan dengan itu, melalui momentum peringatan isro’ dan mi’roj ini hendaknya kita bersama-sama menyadari, memahami keseimbangan hidup kita, habluminallah, habluminannas dan habluminal alam hendaklah dapat terlaksana sesuai porsinya masing-masing. Keimanan, ketaqwaan dan kepercayaan yang kita miliki, hendaknya mampu mendorong harmonisasi hubungan sosial kemasyarakatan dan menggerakkan masing-masing diri kita memelihara kelestarian alam dalam kemanfaatannya sebagai sumber penghidupan sekaligus sebagai sesama makhluk Allah SWT," tutup Hanafiah.

Teks/Foto : Asrul (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )

Editor : Asa Zumara, SS