Nunukan, SIMP4TIK – Pemerintah Kabupaten Nunukan terus berupaya meningkatkan layanan kesehatan masyarakat, terutama di wilayah perbatasan.
Dua rumah sakit pratama, yaitu RS Sebuku dan RS Sebatik, kini telah dilengkapi dengan tenaga dokter spesialis.
Kepala Dinas Kesehatan dan P2KB Kabupaten Nunukan, Miskia, mengatakan bahwa kedua rumah sakit tersebut kini sudah memiliki lima dokter spesialis masing-masing.
“Dengan Sebatik itu sudah ada dokter spesialis, kita punya kan lima-lima dokter spesialis,” ujarnya kepada media ini, Senin (6/10/2025).
Menurutnya, proses ini merupakan hasil dari pengajuan yang dilakukan Pemkab Nunukan kepada Kementerian Kesehatan melalui program Pendayagunaan Dokter Spesialis (PGDS), awalnya, Pemkab mengusulkan empat dokter, namun justru mendapatkan lima, termasuk spesialis anestesi.
“Permohonan empat, akhirnya kita dapat lima, dengan anestesi ya, penunjangnya,” tambah Miskia.
Dokter-dokter ini mulai bertugas sejak Agustus 2025 sebagai bagian dari program penugasan khusus dari Kemenkes.
Pemerintah daerah bertanggung jawab atas pembiayaan, fasilitas tempat tinggal, kendaraan, dan kebutuhan operasional lainnya.
“Status mereka sebagai dokter penugasan khusus, jadi memang dikirim dari Kemenkes, tapi kita yang mematahkan pembiayaan terkait pekerjaannya, gajinya,” jelas Miskia.
Kehadiran dokter spesialis ini juga berdampak pada peningkatan layanan medis, termasuk pelayanan operasi.
Miskia menuturkan, ruang operasi di RS Sebuku dan Sebatik sudah mulai berfungsi, meskipun masih ada sedikit pembenahan di beberapa fasilitas.
“Sebuku kemarin kan sudah ada operasi di sana, yang tumor jinak, sudah ada kemarin, sudah dilakukan,” ujarnya.
Ia berharap ke depan, masyarakat di wilayah Sebuku dan Sebatik tidak perlu lagi dirujuk ke luar daerah untuk mendapat layanan medis spesialis.
“Supaya masyarakat sudah tidak keluar lagi untuk dirujuk jauh-jauh,” kata Miskia.
Layanan rumah sakit juga tetap berjalan selama 24 jam, dengan tambahan dokter spesialis, beban kerja dan pelayanan otomatis meningkat.
“Namanya ada tambahan pelayanan spesialis, pasti operasional rumah sakit semakin besar. Tambah SDM, perawatan juga harus ditambah,” tegasnya.
Selain penambahan dokter spesialis, Pemerintah Kabupaten juga telah menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi melalui Bidang Kesra, seperti Universitas Hasanuddin (Unhas), untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis melalui program MoU.
“Kita juga ada kerjasama dengan Unhas yang terkait menyekolahkan anak-anak daerah. Itu tahun ini yang kita sekolahkan sudah ada beberapa,” ujarnya.
Tak hanya fokus pada rumah sakit, pelayanan kesehatan di daerah terpencil juga tetap menjadi prioritas.
seperti program ambulans terbang masih berjalan, meski frekuensinya dikurangi karena efisiensi anggaran.
“Tadinya kita bisa 3 kali, 4 kali setahun, paling kita bisa hanya sekali atau 2 kali,” katanya. Hingga saat ini, layanan tersebut sudah digunakan satu kali tahun ini.
Miskia mengajak masyarakat untuk lebih percaya dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di wilayah sendiri.
“Kami juga berharap mereka juga, kalau ini mau berobat, ya silahkan datang dulu ke puskesmas, ada rujukan ke rumah sakit. Jangan keluar lah kalau memang ada di wilayah,” pesannya.
Peningkatan pelayanan ini merupakan bagian dari program pemerintah daerah dalam memperkuat fungsi dan manajemen rumah sakit serta memastikan ketersediaan tenaga medis di setiap fasilitas layanan kesehatan.(*)
Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )
Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom