Tarakan, SIMP4TIK – Tak hanya membawa hasil pertanian segar dari kebun, Kabupaten Nunukan juga menghadirkan para pelaku UMKM yang menjadi mitra langsung para petani.
Dalam kegiatan Verifikasi dan Evaluasi Data Pertanian (VEDA) 2025, kolaborasi antara petani dan UMKM menjadi salah satu kekuatan yang ditampilkan oleh Kabupaten yang berada di wilayah perbatasan ini.
UMKM yang hadir di kegiatan ini bukan pelaku usaha biasa, mereka adalah mitra yang selama ini sudah bekerja sama langsung dengan petani di desa-desa.
Produk seperti keripik singkong, aneka camilan lokal, hingga olahan berbahan dasar hasil pertanian dipajang di stan Nunukan dan mendapat perhatian dari banyak pengunjung.
Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Nunukan, Anthonia Tangdi Kamma, menjelaskan bahwa kehadiran UMKM dalam kegiatan ini bukan hanya sebagai pelengkap, tapi bagian penting dari rantai nilai pertanian.
"Kami memang tidak membawa semua UMKM, hanya yang sudah bermitra langsung dengan petani. Mereka membeli hasil panen, mengolahnya, lalu menjual kembali dalam bentuk produk siap saji. Ini contoh nyata bagaimana pertanian bisa tumbuh bersama dengan usaha kecil," ujar Anthonia.
Kolaborasi antara petani dan UMKM ini membentuk hubungan yang saling menguntungkan, petani tidak lagi hanya menjual bahan mentah, tetapi punya kepastian pasar.
Sementara UMKM mendapat pasokan bahan baku yang berkualitas dan bisa berinovasi dalam pengolahan.
Beberapa produk bahkan telah berhasil menembus pasar luar daerah, seperti beras dari Sebatik yang kini sudah dipasarkan hingga ke luar wilayah Sebatik. Ini menjadi bukti bahwa produk pertanian dari Nunukan punya nilai jual tinggi dan kualitas yang bersaing.
"Kami juga sudah punya buyer tetap untuk beberapa produk. Mereka rutin membeli hasil panen, dan itu menjadi motivasi bagi petani agar terus menjaga kualitas," tambahnya.
Kegiatan VEDA menjadi ajang penting untuk menunjukkan potensi besar Kabupaten Nunukan di sektor pertanian dan pengolahan, produk-produk yang dipamerkan bukan hanya hasil panen biasa, tapi juga membawa cerita, kerja keras, dan jati diri daerah.
"Kami bangga karena apa yang kami punya belum tentu dimiliki oleh daerah lain. Dari beras Krayan, kopi Krayan, sampai cokelat hasil olahan petani Sebatik semuanya khas dan menggambarkan kekayaan pertanian Nunukan," tutur Anthonia.
Lebih dari itu, kegiatan VEDA juga menjadi sarana promosi daerah dan pertukaran ilmu antarpetani dan pelaku usaha, melalui kegiatan ini, banyak ide baru lahir dan semangat petani pun semakin tumbuh.
KTNA juga dipandang sebagai wadah besar yang mampu menyatukan seluruh pihak di sektor pertanian, mulai dari petani, pelaku usaha, pendamping, hingga pemerintah, semua dirangkul dalam satu gerakan yang kuat.
"Inilah yang kami harapkan, ada kebersamaan, ada pembelajaran, dan ada kebanggaan. Kami pulang dari VEDA bukan hanya bawa produk, tapi juga bawa semangat baru untuk membangun pertanian di Nunukan," tutup Anthonia.
Foto : Mulya
Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )
Editor : Asa Zumara, SS, M.IKom