Krayan, SIMP4TIK - Bunga langka dan dilindungi, Rafflesia pricei, menambah keunikan tempat wisata Buduk Udan, sebuah destinasi alam yang berada di atas awan, tepatnya di Desa Pa’ Kidang, Kecamatan Krayan, Kalimantan Utara.
Dari puncaknya, dataran tinggi Krayan terlihat seperti pulau-pulau hijau yang mengapung di lautan awan.
Untuk mencapainya, wisatawan harus menempuh perjalanan udara ke Bandara Yuvai Semaring di Long Bawan, lalu melanjutkan perjalanan darat ke Desa Pa’ Kidang.
Setelah itu, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 5 kilometer menuju puncak Buduk Udan.
Di sepanjang jalur trekking itulah, wisatawan berkesempatan melihat langsung habitat alami Rafflesia pricei, bunga raksasa yang sangat langka dan hanya ditemukan di beberapa tempat di Kalimantan.
Bunga ini tak hanya menjadi daya tarik, tapi juga simbol penting pelestarian alam di kawasan tersebut.
“Buduk Udan merupakan lokasi wisata andalan di desa kami. Wisatawan datang dari berbagai daerah, bahkan dari negara tetangga seperti Malaysia,” ujar Doni, Ketua Kelompok Wisata Pa’ Kidang Makmur, Selasa (29/7/2025).
Warga Desa Pa’ Kidang tidak hanya menyambut wisatawan, tapi juga aktif menjaga kelestarian lingkungan. Mereka tergabung dalam kelompok pemantau khusus untuk Rafflesia pricei yang dibentuk oleh Balai Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM).
“Kami dampingi masyarakat untuk mengenali masa tumbuh dan mekar bunga ini. Ketika mekar, mereka akan memberi tahu wisatawan agar bisa melihat langsung,” jelas Seno Pramudito, Kepala Balai TNKM, Selasa (29/7/2025).
TNKM juga mendukung pengembangan ekowisata dengan pelatihan pemandu, penyediaan papan informasi, hingga bantuan infrastruktur wisata sederhana.
Namun, pengembangan Buduk Udan tak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan akses. Saat ini, jalur darat dari Malinau ke Krayan masih dalam tahap pembangunan, sehingga transportasi udara menjadi satu-satunya pilihan utama.
“Karena akses darat belum tuntas, sebagian besar logistik di Krayan masih bergantung dari Malaysia. Tapi kondisi ini juga yang menjaga keaslian alam Krayan tetap terjaga,” ungkap Hery Gunawan, Kepala Seksi Pengelolaan TN Wilayah I Long Bawan.
Meski terpencil, Desa Pa’ Kidang kini menjadi simbol perubahan, di ketinggian 1.475 meter, masyarakat lokal membangun pariwisata dengan cara yang berpihak pada alam.
Buduk Udan bukan hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga menjadi bukti bahwa desa kecil di perbatasan bisa berdaya dari kekayaan lokalnya sendiri.
“Harapan kami, Buduk Udan bisa menjadi contoh ekowisata yang berkelanjutan dan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat lokal tanpa merusak lingkungan,” kata Seno.(*)
Foto : Doni
Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )
Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom