Nunukan, SIMP4TIK - Untukmeningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat, terkait pengobatan, perawatan dan konsultasi masalah kesehatan.

Plt. Dirut RSUD Sabaruddin, mengatakan RSUD Nunukan melakukan berbagai langkah untuk terus memaksimalkan dan meningkatkan pelayanan kesehatan, serta peningkatan sumber daya manusia (SDM) terutama yang berdampak langsung ke masyarakat.

Sebagaimana diketahui bahwa RSUD memiliki utang yang belum terbayarkan, seperti utang  obat-obatan, kepada vendor atau mitra RSUD, namun melalui bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan, utang tersebut sebagian telah dibayarkan dan sisanya dipastikan akan dibayarkan pada anggaran perubahan tahun 2024 ini.

“Langkah pertama yang kita lakukan adalah berkomunikasi kepada pihak vendor-vendor obat, dan kita telah menyelesaikan masalah obat-obatan di rumah sakit, dimana beberapa waktu yang lalu RSUD kekurangan obat, dan hal tersebut sudah kita atasi dengan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Nunukan, dimana pada saat saya ditunjuk menjadi Plt. Dirut RSUD hal utama yang menjadi amanah Bupati Nunukan adalah bagimana menyelesaikan masalah obat-obatan di rumah sakit karena itu adalah menjadi inti pelayanan Rumah Sakit selain dokter,” terangnnya, Rabu (17/072024).

Selanjutnya, menurut Sabaruddin langkah kedepan yang akan dilakukan oleh Manajemen RSUD adalah melakukan perencanaan ditingkat pengelolaan, mulai dari perencanaan bagimana proses itu dibuat, harus melibatkan semua orang, tidak boleh lagi perorangan, semua bidang, semua user ditingkat pelayaan harus tahu.

Selain itu Dewan Pengawas (dewas) RSUD Nunukan juga akan di libatkan, mulai dari perencanaan hingga pengadaan dan pembayarannya.

“Perencanaan diperkuat, pengadaan alat harus sesuai dengan perecanaan, juga harus konsisten terutama dalam mekanisme BLUD, tidak bisa lagi dirubah “seenaknya gue” melainkan harus dengan persetujuan dewas, kalau tidak disetujui oleh dewas tidak bisa diganti, Jika ada perubahanan anggaran pun itu harus dengan persetujuan dewas,” tegasnya.

Langkah selanjutnya, adalah melakukan evaluasi anggaran, “Kami melihat ada persoalan di rumah sakit, kami melihat itu tidak harus dikeluarkan sebesar itu, ternyata pengeluarannya besar, kami masih menunggu hasil justifikasi dari inspektorat yang masih melakukan reviu belanja di Rumah Sakit, apakah ini dalam keadaan normal atau tidak,” ujarnya.

Selain itu, langkah yang akan diambil adalah mengevaluasi jumlah tenaga kerja di RSUD, untuk menyesuaikan kebutuhan SDM.

“Kami mengevaluasi jumalah tenaga di RSUD yang orang luar bilang itu banyak, saya mau sampaikan untuk tenaga teknis seperti dokter, perawat sangat kurang, kemudian yang agak pas jumlahnya itu adalah bidang kami juga juga mau merasionalisasi terhadap tenaga honorer dengan melakukan analisis jabatan, mengurangi dengan tenaga yang kita butuhkan, dan terutama merekrut perawat lebih banyak sesuai kebutuhan,” imbuhnya.

Teks/Foto : BD Novelinna (Tim Publikasi DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA STATISTIK DAN PERSANDIAN )

Editor : Hermi Mastura, S,I.Kom